65039 JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 Terus Membangun dari Kesuksesan: Secara Efektif Menanggapi Beragam Bencana JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 Terus Membangun dari Kesuksesan: Secara Efektif Menanggapi Beragam Bencana Sekretariat JRF Ucapan Terima Kasih Gedung Bursa Efek Indonesia, Menara I, Lantai 9 Laporan ini disusun oleh Sekretariat Java Reconstruction Fund Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 dengan kontribusi dari Badan Mitra (Bank Dunia) serta tim proyek. Jakarta 12910 Indonesia Sekretariat Java Reconstruction Fund dipimpin oleh JRF Manager, Tel: (+6221) 5229-3000 Shamima Khan, dengan anggota tim: Sarosh Khan, Anita Fax: (+6221) 5229-3111 Kendrick, Heri Wahyudi, Lina Lo, Puni Ayu Indrayanto, Inayat Bhagawati dan Shaun Parker. Printed in 2011 Tim ini didukung oleh Inge Susilo, Olga Lambey dan Rachmawati Ini adalah laporan publik tahunan kelima yang diproduksi Swandari. oleh Sekretariat JRF yang mencakup masa pelaporan mulai dari 1 Juli 2010 sampai 30 Juni 2011. Penulis Kontributor: Didit Ahendra, Sri Aminatun, Virgi Fatmawati, Simon Gladwell, Stefanus Subantarja, Jacqueline Hicks, Rafael Bodie Wibowo dan Sri Aminatun Penyunting Bahasa: Kate Redmond (Bahasa Inggris) dan T. Sima Gunawan (Bahasa Indonesia) Penerjemah: Hindra Cahyadi Rancangan & Tata Letak: BYBWN Percetakan: PT Lumbung Kencana Makmur JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 Daftar Isi Daftar Akronim & Singkatan 3 Sambutan Ketua Bersama JRF 4 Hasil Utama JRF 6 Ringkasan Eksekutif Dukungan JRF terhadap Pemulihan di Jawa 8 • Portofolio JRF: Membangun Kembali Kehidupan, Rumah dan Mata Pencaharian 10 • Pembiayaan dan Operasi JRF 12 • Pandangan ke Depan 13 Bab 1 Memenuhi Kebutuhan Penanganan Bencana Melalui Kemitraan untuk Pemulihan 14 • Perpanjangan Kegiatan JRF untuk Mendukung Pemerintah Indonesia dalam Menanggapi Bencana 16 • Menyampaikan Hasil dan Meningkatkan Koordinasi 18 Bab 2 Portofolio JRF—Pembangunan Kembali Rumah, Masyarakat dan Pemulihan Mata Pencaharian 22 • Kinerja Portofolio: Pencapaian Hasil dan Tanggapan terhadap Tantangan Baru 24 • Pemulihan Perumahan dan Infrastruktur Masyarakat 26 • Pemulihan Mata Pencaharian 29 Bab 3 Pembiayaan JRF 34 • Alokasi dan Kucuran Dana ke Proyek 35 • Pengeluaran Proyek 37 • Prospek 37 Bab 4 Mengakhiri JRF dan Memandang ke Depan 40 Lampiran Portofolio Proyek & Peta Kegiatan yang Didanai JRF 46 • Lembar Data 1: Proyek Perumahan Sementara 47 • Lembar Data 2: Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas (Rekompak) 50 • Lembar Data 3: Pemulihan Mata Pencaharian di DIY dan Jawa Tengah (Pemulihan Mata Pencaharian JRF–GIZ) 54 • Lembar Data 4: Akses atas Pembiayaan dan Pembangunan Kapasitas untuk Usaha Mikro dan Kecil yang Terpengaruh Gempa (Pemulihan Mata Pencaharian JRF–IOM) 58 • Peta Kegiatan yang Didanai JRF di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Barat 62 Daftar Tabel • Tabel 2.1 Masa Pelaksanaan Proyek yang Didanai JRF 25 • Tabel 3.1 Sumber Komitmen dan Dana yang Diterima 35 • Tabel 3.2 Pencairan Dana dan Pengeluaran Proyek per 30 Juni 2011 36 Kisah JRF • Gotong Royong Membantu Pemulihan Masyarakat Setelah Bencana 20 • JRF Membawa Pemulihan Mata Pencaharian kepada Petani Kecil 32 • Bantuan Teknis dan Pinjaman JRF Membantu Pemulihan dan Perkembangan Usaha Kecil 38 • Membangun Masyarakat yang Lebih Aman melalui Rencana Pembangunan Permukiman 44 2 TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA Daftar Akronim & Singkatan Bappenas Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional BDR Bantuan Dana Rumah BKM Badan Keswadayaan Masyarakat BMT Baitul Mal Wat Tamwil (sebuah lembaga keuangan mikro yang beroperasi di tingkat desa) BNPD Badan Nasional Penanggulangan Bencana BPBD Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPR Bank Perkreditan Rakyat BUKP Badan Usaha Kredit Pedesaan CBDRM Community-Based Disaster Risk Management (pengelolaan risiko bencana berbasis masyarakat) CHF Cooperative Housing Foundation CSO Civil Society Organization (organisasi masyarakat sipil) CSRRP Community-Based Settlement Rehabilitation and Reconstruction Project (Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman berbasis Komunitas/Rekompak) DIY Daerah Istimewa Yogyakarta GOI Government of Indonesia (Pemerintah Indonesia) GIZ Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH (German International Assistance Agency, sebelumnya GTZ) IDR Rupiah IMDFF-DR Indonesia Multi-Donor Fund Facility for Disaster Recovery IOM International Organization for Migration JRF Java Reconstruction Fund KPU Kementerian Pekerjaan Umum LKM Lembaga Keuangan Mikro LRP Livelihood Recovery Project (proyek pemulihan mata pencaharian) MTR Mid Term Review (Kajian Tengah Masa) PNM PT Permodalan Nasional Madani PNPM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PRB Penanggulangan Risiko Bencana Rekompak Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman berbasis Komunitas (Community- Based Settlement Rehabilitation and Reconstruction Project/CSRRP) RPP Rencana Pembangunan Permukiman SC Steering Committee (Komite Pengarah) TA Technical Assistance (Bantuan Teknis) TRC Technical Review Committee (Komite Peninjau Teknis) TTN Tim Teknis Nasional UKM Usaha Kecil dan Menengah UMK Usaha Mikro dan Kecil UMKM Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 3 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 SaMbuTan KeTua berSaMa JrF Memanen padi organik di Desa Kascing Mertelu, Yogyakarta. Para petani ini adalah sebagian dari 15.000 usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di 42 desa di DIY dan Jawa Tengah yang telah mendapatkan bantuan dari proyek Pemulihan Mata Pencaharian JRF. 4 (Koleksi GIZ) TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA D engan bangga kami sampaikan bahwa Java Reconstruction Fund (JRF) terus memberikan kontribusi besar terhadap pemulihan akibat gempa 2006. Proyek-proyek JRF menunjukkan hasil yang signifikan melalui pencapaian target perumahan, infrastruktur dan mata pencaharian yang tepat waktu dan berkualitas tinggi. Selain itu, yang tidak kalah penting adalah proyek-proyek tersebut juga mendorong kemitraan yang kuat di antara pemangku kepentingan. Pelaksanaan proyek oleh pemerintah, masyarakat dan lembaga mitra dan pelaksana sungguh mengesankan. Pengembangan strategi penutupan dilakukan bersama para pemangku kepentingan serta dipimpin langsung oleh pemerintah daerah. Selama berjalannya proses ini, komitmen kuat dari pemerintah di tingkat provinsi dan kabupaten memainkan peran yang sangat penting. Tahun ini kami sangat puas dengan hasil mengesankan yang dicapai proyek mata pencaharian saat mendekati penutupannya. Program senilai AS$17,2 juta ini bukan hanya berhasil membangun kembali dan meningkatkan usaha yang terkena dampak gempa 2006, tapi juga memberi kontribusi dalam penguatan posisi ekonomi perempuan, karena lebih dari 40 persen penerima manfaat di kedua proyek adalah pengusaha perempuan. Secara keseluruhan, kedua proyek mata pencaharian telah membantu lebih dari 15.000 usaha mikro, kecil dan menengah di 42 desa di DIY dan Jawa Tengah. Satu proyek telah ditutup di bulan Juni, dan satu lagi ditutup di bulan September, dalam rangka membantu membangun dasar keuangan yang lebih kuat bagi usaha yang terkena dampak bencana. Namun, ketika proses pemulihan dari gempa 2006 memasuki tahap akhir, bencana lain melanda wilayah Jawa Tengah dan DIY. Tanggal 26 Oktober 2010, Gunung Merapi yang terletak di perbatasan kedua wilayah ini meletus. Letusan yang dahsyat tersebut kemudian diikuti oleh tujuh letusan besar lainnya. Bencana ini menghancurkan desa dan pertanian di sekelilingnya, tak terkecuali wilayah yang terdahulunya terkena dampak gempa bumi. Bencana ini menelan 140 korban jiwa dan menyebabkan 350.000 orang mengungsi. Sebagai Ketua Bersama dan atas nama Komite Pengarah, kami menyampaikan simpati yang mendalam bagi para korban bencana. Namun, kami yakin masyarakat ini akan kembali pulih seperti yang telah terjadi selama lima tahun menyusul gempa 2006. Ketahanan dan keteguhan masyarakat dalam membangun kembali hidup mereka merupakan dasar keberhasilan JRF. Kami merasa bangga karena JRF merupakan salah satu prakarsa pertama yang mendukung pemerintah Indonesia dalam penanggulangan letusan Merapi. Sebagai tanggapan atas permintaan pemerintah, Komite Pengarah setuju untuk memperluas lingkup dan memperpanjang batas waktu dari proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas (Rekompak). Dukungan yang diberikan mencakup pembangunan perumahan dan infrastruktur masyarakat serta perencanaan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana. Kami berharap komitmen semua pemangku kepentingan akan berlanjut hingga berakhirnya mandat JRF. Max H. Pohan Stefan Koeberle Julian Wilson Deputi Pengembangan Regional Kepala Perwakilan Kepala Delegasi dan Otonomi Daerah Bank Dunia Uni Eropa Bappenas untuk Indonesia 5 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 HaSil uTaMa JrF Letusan Gunung Merapi sangat mengganggu kehidupan masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta yang tinggal di sekitar daerah tersebut, dan mengakibatkan evakuasi besar-besaran. Para pegawai dari proyek JRF kebanyakan memberikan bantuan pada tahap tanggap darurat bencana. 6 (Fauzan Ijazah untuk JRF) TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA Java Reconstruction Fund adalah contoh dari keberhasilan Pemerintah Indonesia dalam mengelola rekonstruksi pascabencana secara efektif dan efisien. Pendekatan strategis JRF terhadap proses rekonstruksi masyarakat dan mata pencaharian pascabencana menyediakan model yang sangat efektif bagi Indonesia dan mitra pembangunan lainnya. • Kepemimpinan: Dukungan rekonstruksi ini dipimpin oleh Pemerintah Indonesia dan berkoordinasi erat dengan pemerintah daerah dari sejak awal. • Pengaturan Kelembagaan: Pemerintah Indonesia bekerja melalui kementerian terkait untuk mengoordinasikan dan melaksanakan program rekonstruksi. Pendekatan ini terbukti sesuai untuk skala, lingkup dan sifat bencana. • Strategi: Menggunakan pembelajaran dari proses rekonstruksi Aceh. Pemerintah Indonesia juga menetapkan strategi yang jelas untuk rekonstruksi, khususnya untuk perumahan. Pemerintah juga menetapkan pendekatan umum dan agenda untuk diikuti oleh semua mitra. • Keputusan Pelaksanaan: Pengambilan keputusan yang ramping dan efisien sehingga menghasilkan keseimbangan yang mengesankan antara kecepatan dan kualitas yang dicapai oleh Pemerintah Indonesia dan mitra pembangunan. Hasil: Walaupun pembiayaan melalui JRF hanya merupakan sebagian kecil dari dukungan rekonstruksi secara keseluruhan, pendekatannya terhadap rekonstruksi memiliki efek penggandaaan yang besar dengan pembelajaran untuk program pemulihan pascabencana di masa depan. • Lebih dari 280.000 rumah direkonstruksi dalam waktu kurang dari 2 tahun—kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya—dan kualitas pembangunan perumahan telah membaik secara keseluruhan. • Kerangka yang kuat ditetapkan untuk memperkuat kemampuan lembaga keuangan mikro dalam menyediakan akses ke pembiayaan pada kondisi pascabencana, dan memperluas layanan kepada klien yang sebelumnya tidak dapat menerima pinjaman bank, dengan implikasi melampaui JRF. 7 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 ringKaSan eKSeKuTiF Di sini, kelompok perempuan berpartisipasi dalam pelatihan keterampilan untuk memproduksi rancangan kain. (Koleksi GIZ) 8 TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA Dukungan JrF terhadap Pemulihan di Jawa P restasi dan kemajuan besar dalam rekonstruksi telah terjadi dalam lima tahun terakhir sejak gempa bumi besar melanda Jawa Tengah dan DIY pada tanggal 27 Mei 2006. Selang Prestasi JRF Lebih dari 15.000 rumah permanen telah beberapa waktu, pada bulan Juli 2006, tsunami dibangun menerjang pantai selatan Provinsi Jawa Barat dan menyebabkan kerusakan yang signifikan. 7.300 rumah sementara menjadi tempat Java Reconstruction Fund (JRF) didirikan penampungan saat pembangunan pada tahun 2006 atas permintaan Pemerintah rumah permanen Indonesia untuk mendukung upaya pemulihan Infrastruktur penting masyarakat Pemerintah dalam menanggapi kedua bencana dibangun—jembatan, jalan, saluran ini. JRF mendukung program rehabilitasi dan irigasi dan drainase rekonstruksi Pemerintah melalui hibah sekitar AS$94 juta yang disediakan oleh tujuh donor. Perencanaan masyarakat membantu Bank Dunia berperan sebagai Wali Amanat 265 desa agar lebih mampu mengatasi dari JRF, dan dana tersebut dikelola oleh bencana alam Komite Pengarah yang terdiri dari perwakilan pemerintah dan donor. 15.000 usaha mikro, kecil dan menengah mendapatkan akses Lima proyek dalam portofolio JRF berada ke bantuan pengembangan dalam tahap akhir dan mendekati jadwal usaha, keuangan dan teknis untuk penutupannya di bulan Juni 2011, saat memampukan pemulihan bencana kembali menghantam wilayah tersebut. JRF memiliki posisi yang tepat untuk memberikan tanggapan saat Gunung Merapi meletus oada tanggal 26 Oktober 2010. Dikarenakan musibah tersebut, operasi JRF dengan segera diperpanjang hingga Desember 2012 untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam menanggapi bencana. Pada awal Januari 2011, Komite Pengarah JRF mengalokasikan sisa dana sebesar AS$3,5 juta kepada proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas JRF (Rekompak) untuk menangani kebutuhan perumahan dan infrastruktur yang timbul setelah letusan Merapi. Ini adalah tanggapan pertama yang diperoleh Pemerintah Indonesia dari pihak luar dan hingga saat ini diangap paling signifikan terhadap bencana Merapi. 9 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 Portofolio JrF: Membangun Kembali Kehidupan, rumah dan Mata Pencaharian Berdasarkan permintaan Pemerintah, strategi JRF mengikuti pendekatan bertahap. Dukungan awal berfokus pada pemenuhan kebutuhan perumahan dan pemulihan masyarakat, dan dukungan selanjutnya difokuskan pada mengatasi pemulihan ekonomi. Penurunan risiko bencana juga merupakan prioritas dan telah dimasukkan ke dalam seluruh aspek programmnya. Pemulihan Perumahan dan Infrastruktur Masyarakat Pada tahun 2008, Proyek Rekompak JRF berhasil memenuhi kebutuhan perumahan yang timbul karena gempa dan tsunami. Lebih dari 15.000 rumah inti tahan gempa permanen telah dibangun dan 99 persen dari jumlah tersebut telah dihuni. Pemberiaan hibah tambahan untuk proyek akan meberikan kemampuan proyek untuk merekonstruksi 250 rumah target tambahan yang terkena dampak letusan Gunung Merapi. Target untuk membuat 265 Rencana Pembangunan Pemukiman (RPP) tingkat desa telah berhasil dicapai pada tanggal 30 Juni 2011. Proses RPP digunakan untuk mendorong keterlibatan yang lebih Gunung Merapi yang terletak di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan DIY meletus di akhir 2010. Letusannya mengeluarkan abu dan uap panas hingga 5.000 meter ke udara. Lebih dari 350.0000 penduduk harus mengungsi. JRF memiliki posisi untuk dapat memberikan dukungan kepada Pemerintah Indonesia dalam menanggapi bencana. 10 (Fauzan Ijazah untuk JRF) TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA besar dari kelompok tersisihkan dalam rekonstruksi rumah dan infrastruktur masyarakat serta perencanaan untuk bencana di masa depan. Proyek infrastruktur masyarakat, seperti jembatan, jalan, serta saluran irigasi dan drainase diidentifikasi dan dibangun melalui proses RPP. Pemerintah daerah memperluas perencanaan permukiman masyarakat dengan menggunakan sumber daya mereka sendiri di tahap “replikasi�. Kepuasan penerima manfaat atas aset infrastruktur yang disediakan juga tinggi. Pada tahap awal rekonstruksi, JRF menyediakan tempat penampungan sementara yang aman dan tahan lama untuk rumah tangga yang terkena dampak bencana. Sekitar 7.300 struktur perumahan sementara dibangun melalui Rekompak dan dua proyek sebelumnya berfokus pada tempat permukiman sementara. Pemulihan Mata Pencaharian Kedua proyek Pemulihan Mata Pencaharian JRF menjadi sarana utama pemerintah untuk memulihkan mata pencaharian setelah gempa bumi dan tsunami 2006. Bekerja sama dengan pemerintah daerah, mereka menghasilkan hasil yang signifikan dalam mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Total proyek mencapai AS$17,2 juta dan dilaksanakan oleh International Organization for JRF mendukung solusi inovatif terhadap pemulihan ekonomi. Foto Migration (IOM) dan Deutsche Gesellschaft di atas adalah pelatihan keterampilan produksi batik di Kabupaten Kulonprogro, Yogyakarta. für Internationale Zusammenarbeit (GIZ, (Koleksi GIZ) sebelumnya GTZ). Proyek-proyek ini berfokus pada peningkatan akses atas pembiayaan, penggantian aset, dan penyediaan bantuan teknis serta peningkatan keterampilan usaha kepada lebih dari 15.000 usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di daerah bencana. Kedua proyek tersebut telah menunjukkan keberhasilan dalam memulihkan UMKM tingkat operasi sebelum gempa bahkan ke taraf yang lebih baik. Hal ini tentunya juga menimbulkan dampak yang signifikan pada pendapatan penerima manfaat, terutama bagi perempuan. Pada tanggal 30 Juni 2011, proyek Pemulihan Mata Pencaharian GIZ telah memberikan pinjaman kepada lebih dari 10.000 penerima manfaat. Sebelumnya, banyak dari mereka yang dianggap tidak layak menerima pinjaman bank. Kedua proyek Mata Pencaharian JRF menerima hibah tambahan dari JRF untuk meningkatkan dukungan dan melaksanakan strategi penutupan mereka. Pembangunan kapasitas untuk meningkatkan kesinambungan dan kemampuan pemerintah daerah dalam memasyarakatkan kegiatan penurunan risiko bencana dan pemulihan mata pencaharian merupakan fokus penting daripada strategi penutupan kedua proyek ini. Acara penutupan bersama yang menyoroti prestasi ini diselenggarakan di Yogyakarta pada bulan Juni 2011. Proyek yang dilaksanakan IOM secara resmi ditutup pada tanggal 30 Juni 2011, dan proyek GIZ akan ditutup pada tanggal 30 September 2011. 11 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 Bekerja sama dengan sembilan perancang setempat, baik dan lurik tulis tangan tradisional yang diproduksi oleh penerima manfaat program Pemulihan Mata Pencaharian JRF diubah menjadi pakaian modern. Pameran busana ini merupakan bagian dari acara penutupan proyek yang dilakukan pada bulan Juni 2011 di Yogyakarta untuk proyek mata pencaharian JRF yang dilaksanakan oleh GIZ dan IOM. (Koleksi IOM) Pembiayaan dan Operasi JrF Tujuh donor telah memberikan kontribusi sebesar AS$94,1 juta kepada Java Reconstruction Fund. Tambahan sebesar AS$4,5 juta diperkirakan diperoleh dalam bentuk pendapatan yang dihasilkan dari investasi dana JRF. JRF telah sepenuhnya memprogramkan dana yang tersedia, dengan total US$94,7 juta JRF mengalokasikannya melalui lima proyek. Alokasi ini termasuk penambahan hibah sebesar AS$3,5 juta untuk Rekompak dalam rangka memberikan tanggapan atas bencana letusan Merapi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka keseluruhan hibah JRF telah sepenuhnya teralokasi. Administrasi program serta biaya persiapan dan pengawasan proyek diperkirakan mencapai AS$3,3 juta sepanjang masa berlangsungnya JRF. Jumlah ini diambil sepenuhnya dari pendapatan investasi. Delapan puluh dua persen (atau AS$77,4 juta) dari dana JRF telah dialokasikan untuk rekonstruksi perumahan dan pembangunan infrastruktur masyarakat. JRF telah mengalokasikan AS$17,2 juta ke proyek yang berfokus pada pemulihan mata pencaharian, jumlah yang mencapai sekitar 18 persen dari alokasi JRF. Sejauh ini sekitar 96 persen dari dana yang dialokasikan telah dikucurkan ke proyek. Total kumulatif sebesar AS$89,9 juta telah digunakan oleh proyek yang dilaksanakan berdasarkan portofolio JRF yang mencapai sekitar 99 persen dana yang dicairkan untuk proyek-proyek ini. Proyek ini diperkirakan akan menggunakan seluruh dana yang dialokasikan untuk kegiatan proyek. 12 TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA Pandangan ke Depan JRF akan melanjutkan komitmennya untuk mendukung pemulihan masyarakat pascabencana di Jawa hingga tanggal penutupannya. Letusan Merapi menimbulkan kebutuhan baru yang dapat ditanggapi oleh JRF. Hal ini dikarenakan JRF telah memiliki mekanisme yang matang sehingga dapat secara cepat memberikan tanggapan melalui dana hibah yang tersisa. Tiga proyek terakhir telah menciptakan kesinambungan hasil proyek, terutama terkait dengan kesiapsiagaan dan penurunan risiko bencana. Hal-hal tersebut merupakan prioritas penting dalam strategi penutupan proyek. JRF akan melanjutkan dukungannya terhadap rekonstruksi di Jawa akibat bencana letusan Merapi melalui proyek Rekompak. Dengan itu maka Rekompak akan melanjutkan kegiatan proyek hingga bulan Juni 2012. JRF sendiri akan mengakhiri seluruh kegiatannya dan ditutup tanggal 31 Desember 2012. Kemampuan JRF dalam menanggapi tiga jenis bencana—gempa, tsunami dan letusan gunung berapi—memberikan pembelajaran bagi upaya pemulihan dan rekonstruksi dalam mengatasi berbagai bentuk bencana alam. Berbagai bencana yang sering terjadi di Indonesia juga memiliki dampak yang sama besarnya. Sehingga pembelajaran yang dihasilkan oleh JRF dapat dipakai dan disesuaikan. Melalui pembelajaran dan pengalaman di Aceh dan Jawa, Pemerintah Indonesia telah mendirikan Indonesia Multi Donor Fund Facilty for Disaster Recovery (IMDFF-DR) sebagai dana siaga untuk kegiatan tanggapan dan pencegahan bencana. Berbagai pembelajaran dalam rangka pencegahan serta upaya tanggap pascabencana telah diterapkan di seluruh Indonesia. Pengalaman ini juga dapat menjadi pembelajaran bagi upaya dukungan pascabencana di seluruh dunia. Proyek Pemulihan Mata Pencaharian IOM berhasil menyelesaikan kegiatannya dan ditutup tanggal 30 Juni 2011. Beberapa lokakarya pemangku kepentingan dilakukan untuk menilai dampak dan mempersiapkan kegiatan pascaproyek sebelum penutupan proyek. (Koleksi IOM) 13 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 bab 1 Integrasi kegiatan pengurangan risiko bencana (PRB) ke dalam proyek JRF telah menjadikan penerima manfaat lebih tanggap dalam menangani bencana. Latihan tanggap bencana seperti simulasi di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, telah menjadikan masyarakat lebih sadar mengenai tindakan dan tanggapan yang sesuai saat terjadi bencana. 14 (Koleksi IOM) TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA Memenuhi Kebutuhan Penanganan bencana Melalui Kemitraan untuk Pemulihan J ava Reconstruction Fund (JRF) dibentuk berdasarkan permintaan pemerintah Indonesia untuk mendukung upaya pemulihan pemerintah dalam menangani gempa bumi yang mengguncang Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 dan tsunami yang melanda Jawa Barat bulan Juli 2006. Analisis komprehensif yang dilakukan oleh tim gabungan pemerintah Indonesia dan ahli internasional memperkirakan total nilai kerusakan dan kerugian yang diderita akibat gempa bumi dan tsunami tersebut mencapai lebih dari AS$3 miliar.1 JRF dijadwalkan akan ditutup tanggal 31 Desember 2011. Pada tanggal 26 Oktober 2010, bencana kembali melanda wilayah ini dengan meletusnya gunung Merapi, yang terletak di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah. Letusan ini diikuti oleh tujuh letusan besar lain, dimana yang terakhir terjadi pada tanggal 11 November 2010. Letusan tersebut menyebabkan kerusakan luas di wilayah ini. Di bulan November 2010, berdasarkan permintaan pemerintah Indonesia, para donor JRF setuju untuk memperpanjang tanggal penutupan dan memperluas cakupan wilayah JRF untuk juga memberikan tanggapan pada wilayah yang terkena dampak letusan Merapi. Tujuan JRF secara keseluruhan adalah untuk memberikan dukungan terhadap kebutuhan paling mendasar dari keluarga yang terkena dampak bencana. Pemerintah memprioritaskan dukungan dalam membangun kembali perumahan, memulihkan mata pencaharian dan meningkatkan kesiapsiagaan Walaupun letusan Merapi menyebabkan keterlambatan dalam masyarakat yang terkena dampak bencana. pelaksanaan proyek JRF, dampak negatif dapat ditekan seminimal mungkin. Foto di atas adalah pembuatan jembatan di Desa Canden, Kajian Tengah Masa atas program yang Yogyakarta. dilakukan tahun 2009 menemukan bahwa JRF (Koleksi Rekompak) 1 Penilaian Awal Kerusakan dan Kerugian : Bencana Alam di Yogyakarta dan Jawa Tengah, Laporan Bersama Bappenas, pemerintah provinsi dan daerah D.I.Yogyakarta, pemerintah provinsi dan daerah Jawa Tengah serta mitra internasional, Juni 2006. 15 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 merupakan program yang sangat relevan dengan kontribusi besar dalam upaya rekonstruksi dan rehabilitasi secara keseluruhan. Donor JRF yang mencakup Uni Eropa, Bank Pembangunan Asia serta pemerintah Belanda, Inggris, Kanada, Finlandia dan Denmark, telah menyediakan hibah sekitar AS$94 juta untuk mendukung program rehabilitasi dan rekonstruksi pemerintah. Bank Dunia dalam hal ini berperan sebagai Wali Amanat JRF. Perpanjangan Kegiatan JrF untuk Mendukung Pemerintah indonesia dalam Menanggapi bencana JRF berkoordinasi erat dengan Pemerintah Indonesia dalam upaya rekonstruksi dan rehabilitasi pascabencana. JRF diatur oleh Komite Pengarah (Steering Committee/SC) yang terdiri dari perwakilan pemerintah dan donor, dengan tiga ketua bersama yaitu Menteri Bappenas yang mewakili Pemerintah Indonesia, Bank Dunia sebagai Wali Amanat, dan Uni Eropa selaku donor terbesar. Komite Pengarah menetapkan kebijakan dan mengambil keputusan terhadap pemanfaatan penggunaan dana hibah JRF. Sedangkan pihak Sekretariat mendukung upaya Komite Pengarah dan Wali Amanat dalam mengelola JRF. Komite Peninjau Teknis bersama perwakilan pemerintah daerah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, bertugas untuk melakukan tinjauan teknis atas proposal proyek dan kegiatan program, serta mengawasi kemajuan pelaksanaan, dan memberikan rekomendasi kepada Komite Pengarah. Menyusul terjadinya letusan gunung Merapi, Komite Pengarah JRF menanggapi permohonan pemerintah untuk membantu upaya rekonstruksi masyarakat yang terkena dampak bencana. Komite Pengarah memutuskan untuk memperpanjang waktu penutupan JRF yang semula Desember 2011 menjadi Desember 2012 dan mengalokasikan dana JRF yang tersisa untuk memenuhi kebutuhan korban letusan Merapi. Perpanjangan tanggal penutupan diresmikan melalui penandatanganan oleh seluruh donor pada bulan Juni 2011. Penambahan hibah sebesar AS$3,5 juta untuk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas (Rekompak 2) JRF disetujui oleh Komite Pengarah pada awal Januari 2011 untuk memenuhi kebutuhan yang timbul setelah terjadinya letusan Merapi. Berdasarkan permintaan Pemerintah Indonesia dan pemerintah provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta, Rekompak diberi tugas untuk meningkatkan dan memperluas kegiatannya agar dapat menanggapi kebutuhan masyarakat yang terkena dampak bencana. Penambahan hibah ini dijalankan dalam dua tahap. Pada tahap awal yang dilaksanakan hingga Juni 2011, kegiatan proyek dilakukan di 45 desa yang semula telah menjadi lokasi kegiatan JRF, namun terkena dampak letusan Gunung Merapi. Kegiatan tambahan berfokus pada pembangunan perumahan sementara, rekonstruksi rumah permanen, infrastruktur tersier dan perencanaan permukiman masyarakat. Tahap berikutnya dimulai setelah perpanjangan waktu penutupan JRF menjadi Desember 2012 diresmikan. Dalam tahap ini kegiatan Rekompak ditingkatkan ke 43 desa lain yang terkena dampak letusan Merapi yang sebelumnya tidak tercakup dalam kegiatan JRF. Pelaksanaan tahap ini akan berlanjut sampai Juni 2012. 2 Rekompak adalah akronim untuk singkatan dalam bahasa Inggris, CSRRP. 16 TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA Selama setahun terakhir Komite Pengarah mendukung pembiayaan tambahan untuk kedua proyek Pemulihan Mata Pencaharian JRF. Permintaan pembiayaan tambahan untuk kedua proyek, yang dilaksanakan oleh International Organization for Migration (IOM) dan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ, sebelumnya GTZ), pada dasarnya disetujui dalam pertemuan Komite Pengarah di bulan Mei 2010. Di bulan Oktober 2010, permintaan resmi untuk penambahan hibah disetujui oleh Komite Pengarah untuk komponen Akses atas Pembiayaan dan Pembangunan Kapasitas untuk Usaha Mikro dan Kecil yang Terpengaruh Gempa, yang dilaksanakan oleh IOM. Proyek ini berhasil ditutup sesuai jadwal yaitu pada tanggal 30 Juni 2011. Pada bulan Februari 2011, Komite Pengarah menyetujui penambahan hibah sebesar AS$500,000 untuk proyek Pemulihan Mata Pencaharian yang dilaksanakan oleh GIZ. Berkat pendanaan ini proyek dapat melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan penerapan strategi penutupan proyek, seperti penilaian dampak dan pengumpulan pembelajaran, dan peningkatan kesinambungan dengan memperkuat kapasitas pemerintah daerah dan lembaga pembiayaan mikro. Perpanjangan proyek Pemulihan Mata Pencaharian GIZ disetujui hingga 30 September 2011. Hal ini dilakukan agar proyek memiliki cukup waktu untuk menyelesaikan kegiatan ini. Pendanaan tambahan untuk kedua proyek ini tidak terkait dengan tanggapan untuk letusan Merapi, tapi merupakan bagian dari rencana sebelumnya. GIZ menyediakan pelatihan untuk memperkuat kapasitas lembaga keuangan mikro dalam memenuhi kebutuhan peminjam yang gagal mengembalikan pinjaman akibat gempa. Petugas dari sekitar 30 BPR di Jawa Tengah dan DIY menghadiri pelatihan ini di Magelang. Pejabat dari Bank Indonesia secara resmi membuka program ini. (Koleksi GIZ) 17 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 Menyampaikan Hasil dan Meningkatkan Koordinasi Java Reconstruction Fund (JRF) terus melibatkan pemangku kepentingan melalui berbagai kegiatan penjangkauan dan komunikasi. Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan partisipasi dan rasa kepemilikan yang besar atas proyek. Tahun lalu, kegiatan ini semakin diintensifkan bersamaan dengan semakin mendekatnya penutupan proyek JRF. Komunikasi juga memainkan peran penting selama masa tanggap Merapi seiring dengan meningkatnya kegiatan proyek JRF dalam upaya pemberian bantuan. Komunikasi dan koordinasi yang erat dengan pemangku kepentingan setempat merupakan faktor penting dalam memastikan terwujudnya kesinambungan. Kemitraan yang dibina dengan para pemangku kepentingan membuat JRF dapat secara efektif menanggapi kebutuhan masyarakat setempat dan memastikan bahwa pengetahuan dan informasi dapat tersebarluaskan dengan baik. Strategi penutupan proyek sebagai contoh dikembangkan bersama dengan para pemangku kepentingan setempat dan dipimpin langsung oleh pemerintah daerah. Selama proses tersebut berjalan, pemerintah tingkat provinsi dan kabupaten menunjukkan komitmennya dalam memimpin berbagai prakarsa proyek. Bagi Rekompak, hal ini menghasilkan perluasan proyek dan perpanjangan tanggal penutupan untuk menanggapi kebutuhan daerah yang terkena dampak Merapi. Proyek JRF secara aktif mendukung upaya bantuan darurat selama dan setelah terjadinya letusan Merapi. Upaya ini mencakup pengiriman kendaraan dan fasilitator lapangan untuk membantu proses evakuasi; mendirikan posko bantuan darurat di beberapa kabupaten, misalnya Sleman (yang terkena dampak paling parah), Magelang dan Boyolali; membantu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan pemerintah daerah dalam mengoordinasikan upaya pemulihan daerah yang terkena bencana secara keseluruhan, terutama dalam pengelolaan informasi dan dukungan pemetaan. 18 TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA Pemanfaatan saluran media massa dan media baru meningkatkan profil JRF di mata publik. Sepanjang tahun lalu, terdapat lebih dari 100 artikel media yang memuat secara positif kegiatan dan kinerja JRF. Hal ini terlihat jelas selama masa tanggap bencana Merapi dan pada saat penutupan proyek mata pencaharian. Media baru, seperti situs jejaring sosial dan situs web resmi, juga menjadi tempat efektif untuk meningkatkan partisipasi dan interaksi pemangku kepentingan. Situs seperti YouTube dan Facebook digunakan untuk meningkatkan interaksi antara pemangku kepentingan. Kampanye komunikasi bersama dilakukan untuk menyampaikan dampak dan capaian proyek mata pencaharian. Kampanye “Kemitraan untuk Kesinambungan� (Partnership for Sustainability) bertujuan untuk mendorong terjadinya kemitraan yang berkesinambungan antar pemangku kepentingan agar hasil yang telah tercapai selama ini dapat terus berkembang dan memiliki dampak yang berkelanjutan. Kegiatan yang dilakukan mencakup konferensi pers dan kunjungan ke lokasi proyek, perbincangan di radio dan TV, pameran produk dan beberapa acara menarik lainnya. Puncak dari kampanye yang berlangsung selama dua bulan ini adalah resepsi makan malam dimana para penerima manfaat berkesempatan untuk memamerkan hasil produk mereka ke para pemangku kepentingan, termasuk diantaranya pejabat pemerintah daerah, perwakilan donor, mitra dan organisasi pendukung, serta media. Beberapa pihak yang dianggap telah memberikan kontribusi yang signifikan ke kedua proyek juga memperoleh penghargaan dalam acara ini. JRF mempromosikan transparansi dan pertanggungjawaban dalam pelaksanaan programnya. Semua proyek yang didanai JRF wajib memiliki metode penanganan keluhan yang dapat diakses pemangku kepentingan, terutama penerima manfaat, untuk menyampaikan umpan balik, pertanyaan dan keluhan mengenai kegiatan proyek. Mekanisme ini terus dipantau. Hampir semua keluhan dan pertanyaan ditangani dan diselesaikan oleh masing-masing proyek melalui tindakan verifikasi langsung dengan masyarakat dan pelapor yang terlibat. Keberhasilan JRF terus menarik perhatian masyarakat di seluruh dunia. Kunjungan sering kali diselenggarakan untuk pejabat penting dan delegasi dari negara donor, misalnya kelompok anggota Parlemen Uni Eropa di atas, di mana penerima manfaat diberi kesempatan untuk menampilkan hasil dan dampak program. (Koleksi JRF) 19 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 Gotong Royong Membantu Pemulihan Masyarakat Setelah Bencana Setelah terjadinya berbagai Bu Wasiyah, salah satu orang yang selamat dari letusan Merapi. Dia dan almarhum suaminya, Pak Slamet menyumbangkan sebagian dari tanah mereka kepada keluarga lain bencana, masyarakat yang kehilangan rumah mereka karena letusan Merapi. di Yogyakarta, Jawa (Koleksi Rekompak) Tengah dan Jawa Barat terus saling mendukung rentan terhadap bencana juga menyumbangkan dalam membangun kembali diidentifikasi. Berdasarkan sumber daya mereka sendiri kehidupan dan komunitas masukan dari masyarakat bagi penduduk desa yang mereka. Tak jarang dari setempat, ditentukanlah lebih membutuhkan. “Bagi mereka yang menyumbangkan lokasi tempat pengungsian, mereka yang tidak dapat sumber daya dan milik pribadi dan keluarga yang tinggal menyelesaikan pembangunan demi kebaikan masyarakat di wilayah yang rentan dinding rumah mereka, luas. terhadap bencana dihimbau saya perbolehkan mereka untuk direlokasi. Sebagian memotong tanaman bambu Desa Wonolelo di Kecamatan penduduk desa kembali tinggal saya untuk digunakan Pleret, Bantul, Yogyakarta, di tanah mereka sendiri, sebagai bahan pembuat terus menghadapi sementara yang lain tinggal dinding,� ujar Pak Muhyidin, kemungkinan bencana di lahan milik desa yang telah tokoh masyarakat sekaligus yang dipicu oleh longsor, ditentukan sebagai tempat salah satu anggota Badan kekeringan, banjir, dan gempa relokasi. Penduduk desa Keswadayaan Masyarakat bumi. Warga desa menerapkan kemudian menggunakan dana (BKM) di Wonolelo. tradisi gotong royong dari JRF untuk membangun untuk bekerja sama dalam rumah mereka. Dalam Di desa Ngepringan, setelah menyelesaikan masalah yang prosesnya mereka sering terjadi letusan gunung menimpa desa mereka. Melalui kali memanfaatkan genteng, Merapi, Pak Slamet Rusdi proses Rencana Pembangunan rangka pintu, dan kusen pintu, dan keluarganya aktif terlibat Pemukiman (RPP), yang dan bahkan berbagai bahan dalam Rehabilitasi dan merupakan bagian dari proyek bangunan dari rumah yang Rekonstruksi Masyarakat Rehabilitasi dan Rekonstruksi mereka tinggalkan. dan Permukiman Berbasis Masyarakat dan Permukiman Komunitas (Rekompak) Berbasis Komunitas Dengan semangat gotong JRF. Sebagian besar desa (Rekompak), wilayah yang royong yang kuat, warga mereka hancur saat lahar 20 TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA panas meluap dari Sungai mencoba memanfaatkan lahan Di bulan April 2011, Pak Slamet gendol dan menyapu bersih yang terletak di dekat tempat dan keluarganya terpilih desa mereka—daerah penampungan sementara sebagai penerima manfaat ini padahal sebelumnya untuk membuka kembali usaha Bantuan Dana Rumah (BDR) diperkirakan berada di luar penggerajiannya sehingga JRF. Sayangnya, Pak Slamet jalur letusan gunung Merapi. dapat membantu pembuatan meninggal dunia karena Banyak penduduk desa yang jendela dan kusen pintu,bagi serangan jantung sebelum meninggal dunia. Pak Slamet warga sekitarnya yang banyak keluarganya mendapatkan dan istrinya, Bu Wasyiah, membangun rumah di daerah giliran untuk menerima serta saudara dan anak-anak tersebut. lahan bagi rumah mereka. mereka selamat. Namun, Dengan bantuan JRF, anggota mereka kehilangan rumah Menyadari penderitaan keluarga besarnya sekarang dan sebagian besar harta banyak keluarga yang juga membangun kembali benda mereka, termasuk kehilangan seluruh harta kehidupan mereka bersama penggergajian dan persediaan benda karena letusan Merapi, anggota masyarakat lain di kayu mereka. Pak Slamet memutuskan tanah yang ia sumbangkan. untuk menghibahkan sebagian Setelah dievakuasi, Bu lahannya bagi mereka Bu Wasyiah berduka karena Wasyiah dan Pak Slamet agar keluarga-keluarga itu kehilangan suaminya, serta keluarga mereka tinggal dapat membangun kembali sementara keluarganya dan di tempat penampungan rumah mereka. Ia bekerja masyarakat mengenang sementara di gondang sama dengan anak-anaknya komitmen dan rasa Dua, Desa Wukirsari. Saat membersihkan lahan yang bermasyarakat Pak Slamet mereka tinggal di tempat akan digunakan untuk dengan penuh rasa syukur. penampungan, Pak Slamet perumahan, bukan saja untuk Warisan yang ditinggalkannya berusaha keras memulihkan keluarganya, tapi juga untuk memberi inspirasi bagi Bu bisnis mereka dengan keluarga lain yang terkena Wasyiah dan masyarakat saat mengeluarkan mesin dampak letusan gunung mereka membangun kembali penggergajiannya yang Merapi. kehidupan mereka. tertimbun tanah. Ia bahkan Bu Wasiyah dan anaknya berpose di depan rumah baru mereka yang dibangun oleh Rekompak. Walaupun masih berduka atas meninggalnya suaminya, ia terus membangun kembali hidupnya bersama anggota masyarakat lain. (Koleksi Rekompak) 21 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 bab 2 Foto di atas adalah koleksi kain lurik dari Jawa Tengah, yang diproduksi oleh penerima manfaat Proyek Pemulihan Mata Pencaharian GIZ yang didukung JRF. Permintaan lurik tradisional terus meningkat karena pejabat pemerintah daerah menggunakannya sebagai salah satu seragam mereka. 22 (Koleksi GIZ) TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA Portofolio JrF—Pembangunan Kembali rumah, Masyarakat dan Pemulihan Mata Pencaharian U paya rekonstruksi di wilayah Jawa yang dilanda bencana pada tahun 2006 telah mencapai hasil yang luar biasa. Hal ini dapat tercapai berkat kerjasama pemerintah, donor dan masyarakat yang menjadi sasaran. Kerusakan dan kerugian akibat gempa Mei 2006 diperkirakan mencapai lebih dari AS$3 miliar. Lebih dari separuhnya merupakan kerusakan pada hunian pribadi. Usaha kecil dan menengah, terutama di sektor kerajinan yang penting di wilayah ini, juga sangat terpengaruh dari bencana ini. Banyak dari usaha ini yang merupakan industri rumah tangga, sehingga kerusakan pada rumah juga berdampak pada mata pencaharian. Rekonstruksi rumah di Jawa selesai dengan sangat cepat. Dua ratus lima puluh ribu rumah yang rusak parah atau hancur berhasil dibangun kembali dalam waktu 18 bulan.3 Pembangunan kembali rumah merupakan hal pertama yang diprioritaskan oleh pemerintah dalam upaya rekonstruksi. Tidak adanya metode konstruksi tahan gempa menyebabkan kerusakan berat pada perumahan dan usaha kecil. Banyak rumah yang dibangun dari batu bata dan/atau beton, tanpa penguat yang memadai, runtuh atau rusak dikarenakan gempa. Sementara rumah yang dibangun dari kayu dan/ atau bambu terbukti lebih tahan terhadap getaran. Proyek infrastruktur dan perumahan masyarakat JRF menggunakan teknologi bangunan tahan gempa dalam kegiatan proyeknya untuk memastikan bahwa rumah yang baru dibangun tersebut lebih tahan terhadap kemungkinan gempa di masa depan. Dampak ekonomi dari gempa bumi 2006 sangatlah berat terutama karena banyaknya jumlah industri rumah tangga di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan pihak yang paling parah terkena dampak bencana dan juga yang paling sedikit memiliki sumber daya untuk membangun kembali mata pencaharian mereka. Sekitar 650.000 orang bekerja di sektor yang terkena dampak gempa bumi, terutama industri keramik, mebel, tekstil dan tenun, pengolahan kulit dan perak, serta pengolahan makanan. UMKM menderita sekitar 90 persen kerusakan dan kerugian di sektor swasta, dengan 30.000 usaha terkena dampak langsung. Akses atas pembiayaan, terutama modal kerja, dan kredit macet ditengarai sebagai kendala utama pemulihan usaha mikro dan kecil ini. JRF terbukti telah menjadi mekanisme yang fleksibel bagi upaya pemulihan bencana di Jawa yang dipimpin pemerintah. Pada saat Tim Teknis Nasional (TTN) menyelesaikan mandatnya pada tahun 2008, sebagian besar kegiatan rekonstruksi dan rehabilitasi, termasuk sebagian besar rekonstruksi perumahan JRF. Laporan penutupan TTN mengindikasikan bahwa bantuan pemulihan mata pencaharian bagi rumah tangga yang terkena dampak gempa, terutama akses atas pembiayaan, tetap diperlukan. Pengurangan risiko bencana juga diidentifikasi sebagai kebutuhan penting untuk meningkatkan daya tahan masyarakat 3 Tim Teknis Nasional: Laporan Akhir Pelaksanaan Tugas (National Technical Team Final Implementation Report), Juni 2008. 23 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 terhadap bencana masa depan. JRF memperpanjang programnya sampai Desember 2011 untuk memenuhi kebutuhan penting yang masih ada ini. Pada kuartal akhir 2010, letusan gunung Merapi kembali membawa kehancuran bagi masyarakat di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Upaya untuk mendukung pemulihan dimobilisasi dengan cepat melalui proyek Rekompak. Komite Pengarah JRF menanggapi permintaan pemerintah dengan mengalokasikan pembiayaan tambahan bagi Rekompak untuk membantu rekonstruksi masyarakat di wilayah yang terkena bencana, termasuk 45 desa yang sebelumnya telah menerima bantuan JRF untuk rekonstruksi akibat gempa bumi 2006. Penutupan JRF juga diperpanjang hingga Desember 2012 untuk memberi waktu dalam menjalankan kegiatan tambahan ini. Bab ini menyajikan gambaran umum hasil portofolio JRF yang dicapai hingga 30 Juni 2011. JRF menargetkan rekonstruksi perumahan dan rehabilitasi mata pencaharian melalui lima proyek seperti yang diuraikan di bagian-bagian berikut ini. Perincian cakupan lengkap setiap proyek dapat dilihat dalam Lampiran 1. Kinerja Portofolio: Pencapaian Hasil dan Tanggapan terhadap Tantangan baru JRF mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam menanggulangi kerusakan akibat gempa bumi melalui kegiatan dalam dua bidang: (i) Rekonstruksi Perumahan dan Infrastruktur Masyarakat, dan (ii) Rehabilitasi Mata Pencaharian. Rekonstruksi perumahan diprioritaskan oleh Pemerintah Indonesia pada awal tahap rekonstruksi, diikuti dengan rehabilitasi mata pencaharian setelah sisa kontribusi dana donor tersedia. Pembiayaan proyek JRF disesuaikan dengan strategi ini dan didasarkan pada ketersediaan dana. Bank Dunia memainkan peran pengawasan atas keseluruhan proyek JRF. Letusan Merapi membuat lebih dari 350.000 orang mengungsi. Berdasarkan permintaan Pemerintah Indonesia, JRF memberikan tanggapan dengan mengalokasikan hibah yang tersisa untuk mendukung rekonstruksi masyarakat yang terkena dampak melalui Rekompak. 24 (Fauzan Ijazah untuk JRF) TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA JRF mengalokasikan AS$94,7 juta untuk portofolionya yang terdiri dari lima proyek. Sejumlah AS$77,4 juta dialokasikan untuk rekonstruksi dan rehabilitasi perumahan dan infrastruktur masyarakat di wilayah yang terkena bencana. Kegiatan ini dilakukan melalui tiga proyek, yaitu dua proyek yang menyediakan hunian sementara dan proyek perumahan JRF, yang secara resmi dikenal sebagai Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas (Rekompak). Dua proyek lain dalam portofolio adalah proyek Pemulihan Mata Pencaharian, satu dilaksanakan oleh GIZ dan satu lagi oleh IOM, dengan keseluruhan alokasi dana sebesar AS$17,2 juta. JRF telah menyelesaikan sebagian besar kegiatan penanganan bencana tahun 2006. Pada tahap awal, JRF melakukan kegiatan melalui dua proyek. Keduanya menyediakan perumahan sementara dan dilaksanakan oleh dua mitra pelaksana yang berbeda, yaitu IOM dan Cooperative Housing Foundation (CHF). Proyek ini telah selesai dan ditutup di pertengahan 2007. Rekompak, yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum, dimulai pada bulan Desember 2006 dan kemudian diperpanjang hingga bulan Juni 2011 untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana dan upaya infrastruktur masyarakatnya, didasarkan pada rekomendasi dari Kajian Tengah Masa JRF dan permintaan pemerintah. Upaya JRF dalam pemulihan mata pencaharian dimulai setelah rekonstruksi perumahan berjalan dengan baik. Proyek yang dilaksanakan oleh IOM dan GTZ berfokus pada pemulihan mata pencaharian dan mulai dilaksanakan pada akhir 2008 dan 2009. Proyek Pemulihan Mata Pencaharian IOM telah selesai dan ditutup tanggal 30 Juni 2011. Proyek Pemulihan Mata Pencaharian GIZ tengah menyelesaikan pelaksanaan final dari strategi keluarnya dan dijadwalkan ditutup tanggal 30 September 2011. Setelah proyek GIZ ditutup, hanya kegiatan Rekompak terkait pemulihan masyarakat yang terkena dampak letusan Merapi yang akan dilanjutkan dalam pelaksanaan aktif sampai 2012. JRF telah memprioritaskan pengurangan risiko bencana dalam seluruh aspek programnya. Rancangan dan teknik tahan gempa telah dimasukkan dalam kegiatan rekonstruksi fisik perumahan permanen dan rumah sementara. Selain itu proses Rencana Pembangunan Permukiman (Rekompak) banyak difokuskan pada pengurangan risiko bencana (PRB). Proyek infrastruktur masyarakat yang berfokus pada PRB mencakup rute evakuasi, tempat berkumpul darurat dan dinding penahan. Proyek Pemulihan Mata Pencaharian yang dilaksanakan oleh IOM juga berfokus pada pembangunan kapasitas pemerintah daerah, masyarakat sipil dan UMKM dalam hal PRB dan kesiapan sebagai bagian dari strategi keluar proyeknya. Proyek Pemulihan Mata Pencaharian GIZ juga mencakup PRB dalam bantuan teknisnya. Keberhasilan berbagai fasilitas dan pelatihan kesiapsiagaan bencana yang disediakan oleh proyek JRF terlihat manfaatnya pada saat terjadi letusan Gunung Merapi. Prosedur, fasilitas dan rute evakuasi Tabel 2.1 Masa Pelaksanaan Proyek yang Didanai JRF nilai HibaH biDang DuKungan JrF 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 JuTa aS$ Pemulihan Masyarakat dan Perumahan Perumahan Sementara – IOM 1,05 DeS–Jun Perumahan Sementara – CHF 1,27 DeS–agT Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat 75,12 DeS–Jun dan Permukiman Berbasis Komunitas (Rekompak) Pemulihan Mata Pencaharian Rehabilitasi UMKM - IOM 5,98 DeS–Jun Pemulihan Mata Pencaharian di DIY dan Jawa 10,76 Mei–SeP Tengah - GIZ 25 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 digunakan oleh masyarakat yang terkena bencana, serta keterampilan pengelolaan dan teknis yang diajarkan segera digunakan pada saat evakuasi dan pada saat fase tanggap bencana. Hasil yang signifikan dan dampak tetap telah tercapai melalui proyek JRF. Hasil proyek dalam dua bidang utama pemrograman JRF dijelaskan dalam bagian-bagian selanjutnya dari laporan ini. Pemulihan Perumahan dan infrastruktur Masyarakat JRF menggunakan pendekatan multitahap dalam upaya rekonstruksi perumahan dan infrastruktur masyarakat. JRF memberikan komitmen awal terhadap rekonstruksi perumahan dalam menanggapi prioritas Pemerintah Indonesia. Dua proyek Perumahan Sementara dengan segera menyediakan tempat penampungan bagi keluarga yang terkena dampak bencana selagi proses pembangunan perumahan permanen berjalan. Rekompak pada awalnya juga menyediakan tempat penampungan sementara saat perumahan permanen dibangun. Setelah target perumahan permanen dan elemen infrastruktur masyarakat utama untuk kegiatan rekonstruksi gempa bumi dan tsunami awal hampir selesai, Rekompak berfokus pada dukungan pengembangan Rencana Pembangunan Permukiman (RPP). Rencana tata ruang tingkat desa membantu masyarakat mengidentifikasi kebutuhan serta memasukkan strategi pengelolaan dan pengurangan risiko bencana melalui pendekatan inklusif berbasis masyarakat. Masa kerja Rekompak saat ini telah diperpanjang hingga Juni 2011 untuk menyediakan tanggapan strategis yang terfokus atas kebutuhan mereka yang terkena dampak letusan Gunung Merapi bulan Oktober/November 2010 melalui rekonstruksi dan rehabilitasi perumahan dan infrastruktur masyarakat. Pada tahap awal rekonstruksi, tempat penampungan sementara yang aman dan tahan lama disediakan bagi keluarga yang terkena dampak gempa. Kedua proyek Perumahan Sementara JRF telah ditutup pada akhir 2007 setelah memenuhi kebutuhan tempat penampungan sementara secara keseluruhan. Kedua proyek menyediakan 4.790 tempat penampungan, sementara Rekompak juga menyediakan 2.489 tempat penampungan tambahan, sehingga jumlah rumah sementara yang disediakan oleh JRF mencapai hampir 7.300. Rekonstruksi perumahan permanen secara keseluruhan dilaksanakan dengan cepat sehingga pembangunan perumahan sementara tambahan tidak lagi diperlukan. Dengan demikian proyek kembali menentukan pendekatannya dan mengalihkan fokus ke perumahan permanen. Kajian Tengah Masa JRF menemukan bahwa proyek Tempat Penampungan Sementara sangatlah relevan karena mengatasi kebutuhan yang cukup signifikan pada masa itu. Lebih dari 95 persen penerima manfaat melaporkan bahwa tempat penampungan sementara meningkatkan kemampuan mereka untuk melanjutkan kegiatan rumah tangga normal setelah terjadi gempa. Pembangunan perumahan berlanjut di beberapa desa yang terkena dampak Merapi. Di sini, sebuah rumah hampir selesai dibangun di Desa Kepuharjo, Yogyakarta. 26 (Iwan Gunawan, Bank Dunia) TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA Rekompak berhasil memenuhi target rekonstruksi perumahan dalam penangulangan bencana 2006. Sekitar 15.150 rumah permanen telah berhasil dirancang dan dibangun. Pembangunan ini dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dengan melibatkan masyarakat penerima manfaat, Rekompak menyediakan rumah inti tahan gempa yang dapat dimodifikasi dan diselesaikan penerima manfaat sesuai dengan kebutuhan rumah tangga mereka. Pembiayaan tambahan untuk proyek akan memungkinkan rekonstruksi 250 rumah tambahan yang ditargetkan. Melalui perpanjangan proyek sampai Juni 2012, dan penambahan hibah untuk menanggapi letusan Merapi, 250 rumah tambahan ditargetkan untuk diperbaiki. Penerima manfaat dari komponen ini akan dipilih oleh kelompok masyarakat, dengan bantuan dari fasilitator proyek untuk pengembangan masyarakat. Pemerintah daerah memperluas perencanaan permukiman masyarakat menggunakan sumber daya mereka sendiri dalam tahap “replikasi� ini. Pemerintah daerah Jawa Tengah, Jawa Barat dan DIY menggunakan sumber daya mereka sendiri untuk tahap replikasi ini, menyediakan dukungan untuk memfasilitasi proses perencanaan di desa-desa tambahan sedangkan JRF menyediakan dana untuk infrastruktur masyarakat dan kegiatan kesiapan menghadapi bencana yang diidentifikasi melalui RPP. Pembiayaan tambahan telah disetujui Komite Pengarah JRF pada tahun 2009 untuk tahap ini dalam memperluas proses perencanaan tata ruang masyarakat dan kegiatan infrastruktur ke 164 desa tambahan, sehingga jumlah cakupan desa mencapai sekitar 265. Proses RPP telah selesai untuk tahap rekonstruksi akibat gempa bumi dan tsunami tahun 2006. Pendekatan berbasis masyarakat yang berhasil diterapkan pada rekonstruksi perumahan di Jawa saat ini digunakan untuk mendukung korban Merapi. Dengan mengambil pembelajaran dan kelebihan proyek Rekompak di Aceh, keberhasilan pendekatan ini diadopsi oleh Pemerintah Indonesia dan JRF untuk rekonstruksi rumah permanen setelah terjadi gempa di Jawa, dan letusan Gunung Merapi baru-baru ini. Tingginya tingkat keterlibatan masyarakat dalam proses partisipatif ini, ditambah dengan dianutnya nilai budaya Jawa “gotong-royong� (kerja sama atau swadaya masyarakat), menghasilkan tingkat kepuasan penerima manfaat yang sangat tinggi. Proses pengambilan keputusan dan perencanaan terbuka, termasuk proses transparan dalam penentuan penerima manfaat serta prosedur penanganan pengaduan dan resolusi, menghasilkan peningkatan pertanggungjawaban, kontribusi masyarakat dan kepemilikan masyarakat dalam proses rekonstruksi, sementara penerima manfaat mengambil tanggung jawab dalam membangun kembali kehidupan mereka. Masyarakat yang terkena dampak letusan juga mengalami proses dengan pendekatan ini, yang semakin meningkatkan efektivitas pelaksanaannya. Pendekatan RPP yang komprehensif dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan melalui pembiayaan tambahan untuk proyek. RPP saat ini sedang disiapkan di 45 desa untuk rekonstruksi dan rehabilitasi wilayah yang terkena dampak Merapi. Rencana tata ruang memperhitungkan masalah sosial dan lingkungan, serta peningkatan kesiapan menghadapi bencana, dalam mengidentifikasi dan melaksanakan proyek infrastruktur masyarakat. Melalui pembiayaan tambahan, proyek juga memberikan dukungan terhadap pembangunan kapasitas pemerintah daerah untuk mendapatkan dukungan yang lebih besar dengan persetujuan RPP, pemberian prioritas terhadap investasi PRB, dan transfer pengetahuan yang didapatkan dari program rehabilitasi dan rekonstruksi Merapi. Penerima manfaat sangat puas atas aset infrastruktur dan perumahan yang disediakan. Audit teknis yang dilakukan oleh dua universitas terkemuka (Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta, dan Universitas Diponegoro di Semarang, Jawa Tengah) melaporkan bahwa rumah-rumah tersebut berkualitas baik, dan dibangun sesuai dengan standar tahan gempa yang dapat diterima. Tingkat hunian rumah mencapai 99 27 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 persen, yang menunjukkan tingginya tingkat kepuasan penerima manfaat. Proyek infrastruktur masyarakat mencakup jalan desa dan jalan setapak, dinding penahan, fasilitas sanitasi dan pasokan air serta infrastruktur dasar masyarakat lainnya. Proyek-proyek ini diidentifikasi dan diprioritaskan melalui proses partisipatif dengan masyarakat yang terkena dampak. Rencana Pembangunan Pemukiman (RPP) merupakan proses inklusif yang mendorong keterlibatan yang lebih besar dari kelompok-kelompok marjinal dalam rekonstruksi. Sebagai contoh, perempuan dan masyarakat miskin diberi suara yang lebih besar dalam mengidentifikasi dan memprioritaskan Recana Penataan Permukiman – Peta Tempat dan Jalur Evakuasi Kelurahan Purbayan, Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta Kantor Lurah • Daya tampung: 50 KK Banguntapan • Fasilitas: MCK 3 ruang Rejowinangun • Bangunan tahan gempa gedung SD & lapangan I • Daya tampung: 250 KK • Fasilitas: MCK 6 ruang Rumah Sakit • Konstruksi tahan gempa • Daya tampung: 150 KK II • Fasilitas: cukup III gedung SD & lapangan • Daya tampung: 250 KK IV • Fasilitas: MCK 12 ruang • Bangunan tahan gempa Prenggan Tanah kosong Tanah kosong • Daya tampung: 450 KK • Fasilitas: belum ada • Daya tampung: 300 KK • Fasilitas: belum ada V gedung SMP & lapangan Tanah kosong VI • Daya tampung: 350 KK • Daya tampung: 450 KK • Fasilitas: MCK 9 ruang • Fasilitas: belum ada VII • Bangunan tahan gempa XII Jagalan VIII XIII legenDa Tanah kosong XI IX Batas kelurahan • Daya tampung: 450 KK • Fasilitas: belum ada Batas RW XIV Banjir X Genangan Wirokerten Kebakaran Angin ribut Lokasi evakuasi Evakuasi alternatif (masjid) gedung SD & lapangan Wisma AMM Jalur evakuasi • Daya tampung: 250 KK • Daya tampung: 350 KK • Fasilitas: MCK 7 ruang • Fasilitas: MCK 8 ruang 100 m 50 m 200 m • Bangunan tahan gempa • Bangunan tahan gempa 0m U Rencana Pembangunan Pemukiman (RPP) membantu masyarakat mengidentifikasi kebutuhan serta memasukkan strategi pengelolaan dan penurunan risiko bencana ke dalam rencana tata ruang desa mereka sendiri. Di sini, rencana tata ruang desa menunjukkan lokasi dan rute evakuasi untuk Desa Purbayan di Kecamatan Kotagede, DIY. Proses Perencanaan Tata Ruang Masyarakat di bawah proyek 28 Rekompak telah membantu lebih dari 265 desa untuk menilai risiko dan mempersiapkan diri untuk kemungkinan bencana. TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA proyek-proyek yang berdampak pada seluruh masyarakat sebagai hasil dari keterlibatan mereka dalam proses perencanaan. RPP juga menghasilkan tingkat kepuasan penerima manfaat yang lebih tinggi dan rasa kepemilikan masyarakat atas proses perencanaan dan aset baru. Anggota masyarakat yang lebih luas mengetahui strategi kesiapsiagaan menghadapi bencana melalui proses perencanaan yang juga berkontribusi terhadap tujuan proyek dalam membangun kembali masyarakat lebih kuat dan lebih tangguh. Pemulihan Mata Pencaharian Program Pemulihan Mata Pencaharian JRF yang inovatif akan segera selesai. Pemerintah Indonesia dan JRF telah mengidentifikasi kebutuhan upaya pemulihan mata pencaharian untuk mendukung sejumlah besar usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang terkena dampak bencana gempa bumi 2006 dan meminta pengajuan proposal di tahun 2007. JRF telah bekerja sama dengan dua organisasi internasional, International Organization for Migration (IOM) dan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ, yang sebelumnya adalah GTZ), untuk melaksanakan dua proyek yang terpisah namun berhubungan yang dirancang untuk mendukung pemulihan mata pencaharian. Proyek-proyek ini berfokus pada peningkatan akses atas pembiayaan, penggantian aset, dan penyediaan bantuan teknis serta peningkatan keterampilan usaha bagi lebih dari 15.000 usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di daerah bencana. Proyek yang dilaksanakan IOM telah ditutup pada bulan Juni 2011, sementara proyek GIZ sedang menyelesaikan kegiatan akhirnya dan akan ditutup tanggal 30 September 2011. Proyek Pemulihan Mata Pencaharian JRF telah membuahkan hasil signifikan dalam mendukung UMKM di Jawa Tengah dan DIY. Pembentukan pembiayaan mikro dan dana pinjaman bergulir dalam situasi pascabencana merupakan tantangan besar karena harus dapat menjangkau penerima manfaat dengan cepat dan pada saat yang sama memastikan adanya mekanisme pertanggungjawaban yang ketat. Proyek pemulihan mata pencaharian IOM memulai komponen penggantian aset dan pelaksanaan bantuan teknis dimulai pada akhir 2008, sementara proyek yang dilaksanakan GIZ mulai melaksanakan kegiatan bantuan teknis dan akses atas pembiayaannya di bulan Mei 2009. Kedua proyek dapat dengan cepat meningkatkan kapasitasnya, bukan hanya untuk menjangkau target, tapi bahkan melampauinya. Target awal dalam membantu 3.300 usaha mikro dan kecil yang terkena dampak gempa bumi melalui proyek pemulihan mata pencaharian IOM telah terpenuhi pada tahap pertama proyek ini. Di bulan Oktober 2010, pembiayaan tambahan sebesar AS$1,5 juta disetujui untuk meningkatkan kapasitas dan menjangkau 1.000 penerima manfaat tambahan. Pada saat penutupan di bulan Juni 2011, proyek telah melampaui revisi target ini dengan membantu lebih dari 4.300 usaha mikro dan kecil (UMK) melalui penggantian aset serta pembangunan kapasitas dalam keterampilan usaha dan teknis. Proyek GIZ juga memberikan hasil yang luar biasa. Setelah ada pengaturan kelembagaan yang diperlukan untuk menjalankan mekanisme dana pinjaman bergulir, proyek ini dapat membantu lebih dari 10.000 penerima manfaat melalui bantuan keuangan dan/ atau teknis pada bulan Juni 2011, melampaui target awal sebanyak lebih dari 1.200. Penilaian dampak intervensi ini sedang dilakukan. Bantuan teknis telah membantu lebih dari 6.200 UMKM dalam mengembangkan usaha mereka. Proyek Pemulihan Mata Pencaharian IOM menyediakan bantuan teknis, dukungan pemasaran, dan pelatihan keterampilan pengembangan usaha kepada 4.300 usaha mikro dan kecil yang terkena dampak 29 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah, serta menghasilkan dampak positif pada pendapatan dan tingkat kepuasan penerima manfaat yang tinggi. Pada akhir proyek lebih dari 87 persen penerima manfaat proyek mencapai kapasitas operasi, penjualan dan keuntungan ke taraf sebelum bencana sedangkan 77 persen berhasil melampaui tingkat sebelum gempa bumi. IOM juga mengganti aset fisik produktif, seperti peralatan, ternak dan fasilitas yang rusak atau hancur karena bencana bagi perorangan, kelompok dan masyarakat. Lebih dari 95 persen aset ini telah digunakan oleh penerima manfaat pada saat penutupan proyek. Proyek GIZ juga berhasil meningkatkan pendapatan penerima manfaat melalui kegiatan bantuan teknis. Proyek ini memberikan bantuan teknis bagi UMK dan usaha berukuran menengah dalam keterampilan produksi, kewirausahaan, penjualan dan pemasaran. Pada bulan Juni 2011, kegiatan bantuan teknis GIZ telah membantu lebih dari 1.800 UMK dan 40 usaha menengah dalam meningkatkan keterampilan teknis dan usaha mereka. Hasil penting telah tercapai melalui peningkatan akses ke pembiayaan untuk UMKM yang terkena dampak gempa bumi. Melalui kegiatan akses ke pembiayaan proyek Pemulihan Mata Pencaharian GIZ, lebih dari AS$5 juta telah disalurkan ke 26 lembaga keuangan mikro (LKM) pada 30 Juni 2011 sebagai bagian dari dana pinjaman bergulir dalam menyediakan akses ke pembiayaan yang diperlukan UMK untuk membangun kembali usaha mereka. Berdasarkan komponen yang mempromosikan usaha menengah, 42 perusahaan telah menerima bantuan teknis berkesinambungan, dan pinjaman sekitar AS$419.600 telah disalurkan ke 22 perusahaan. Proyek ini secara aktif mencari LKM yang dapat memberikan pinjaman kelompok secara khusus, misalnya Badan Usaha Kredit Pedesaan (BUKP) di DIY, untuk menjangkau penerima manfaat marjinal di luar sektor perbankan formal yang tidak dapat memenuhi persyaratan pinjaman. Melalui pendekatan ini proyek berhasil mempercepat penyaluran pinjaman bagi penerima manfaat yang sebelumnya dianggap tidak dapat menerima pinjaman bank. Pada tanggal 30 Juni 2011, lebih dari 10.000 UMK telah mendapatkan pinjaman melalui program ini. Permodalan Nasional Madani (PNM), lembaga keuangan milik pemerintah, berfungsi sebagai lembaga puncak yang mengelola dana pinjaman bergulir pascabencana yang diberikan oleh JRF. PNM terpilih sebagai lembaga puncak untuk skema pinjaman bergulir karena mandatnya mendukung UMKM dan kesesuaiannya dalam mengelola dana pinjaman bergulir setelah penutupan proyek dan JRF. Sekelompok perempuan di Boyolali, Jawa Tengah bangga menampilkan penganan yang mereka hasilkan dari tepung singkong. Kelompok ini adalah salah satu dari banyak kelompok yang menerima bantuan teknis dan pengembangan usaha melalui program Pemulihan Mata Pencaharian GIZ. 30 (Koleksi GIZ) TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA Pengaturan kelembangaan bersama PNM memerlukan waktu, tapi sejak pertengahan 2010, dana pinjaman bergulir telah disalurkan ke LKM seperti Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan koperasi, untuk melayani mereka yang terkena dampak gempa di Jawa. Melalui pengaturan ini, dana pinjaman bergulir yang dibentuk melalui JRF akan terus memberikan akses ke pembiayaan kepada kelompok sasaran sekurangnya selama 10 tahun setelah proyek ini berakhir. Pemerintah daerah diharapkan memantau kelanjutan penggunaan dana tersebut setelah proyek ditutup, sehingga peningkatan kapasitas pemerintah daerah untuk tujuan ini juga merupakan dampak yang diantisipasi dari proyek ini. Komitmen pemerintah daerah terhadap kesepakatan ini sangat penting untuk kelanjutan dan dampak jangka panjang proyek ini bagi para penerima manfaat. Proyek Pemulihan Mata Pencaharian JRF memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan di bidang revitalisasi ekonomi untuk perempuan. Usaha mikro dan kecil terutama yang dijalankan perempuan di sektor pemrosesan makanan dan kerajinan tangan merupakan usaha yang paling parah terkena imbas gempa bumi. Lebih dari 40 persen penerima manfaat kegiatan bantuan teknis IOM dan penerima pinjaman pembiayaan mikro melalui proyek GIZ adalah perempuan, jumlah ini melampaui target sebesar 30 persen. Dukungan JRF menyediakan sumber daya dan keterampilan bagi wirausaha perempuan untuk bukan saja melanjutkan kembali kegiatan mata pencaharian mereka agar lebih baik dari sebelumnya tapi juga meningkatkan usaha dan pendapatan mereka. Akibatnya, kekuatan pengambilan keputusan dan pengaruh perempuan di rumah dan di tengah masyarakat juga meningkat. Pembangunan kapasitas telah menjadi kegiatan penting dari proyek Pemulihan Mata Pencaharian JRF. Kedua proyek menekankan pembangunan kapasitas bagi pemerintah daerah dalam strategi penutupannya. Sebagian dari hibah tambahan yang diperoleh oleh IOM digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan kesenjangan yang diidentifikasi oleh pemerintah daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah untuk memastikan pemulihan ekonomi yang tetap. Upaya ini mencakup lokakarya dan pelatihan bagi pemangku kepentingan pemerintah daerah dan masyarakat sipil dalam pendekatan penerapan dan pengelolaan proyek mata pencaharian yang efektif serta dalam Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat/ Pengurangan Risiko Bencana (PRB). Pendekatan PRB proyek mencakup pelatihan langsung untuk masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi risiko yang dihadapi UMK sekaligus pelatihan pemerintah daerah dan organisasi masyarakat sipil untuk memasukkan aspek PRB ke dalam kebijakan, perencanaan dan pemrograman pembangunan. Bantuan teknis untuk PRB terutama relevan bagi pemerintah daerah dan organisasi masyarakat sipil dalam menanggapi letusan Gunung Merapi. Pembiayaan tambahan yang disediakan untuk proyek pemulihan mata pencaharian GIZ juga telah mendukung strategi penutupan proyek melalui pembangunan kapasitas lembaga keuangan mikro dan pemerintah daerah untuk mengelola dana pinjaman bergulir setelah proyek berakhir. Proyek Pemulihan Mata Pencaharian JRF menghasilkan pembelajaran penting. Kedua proyek yang dilaksanakan IOM dan GIZ telah berhasil merancang pendekatan inovatif untuk memenuhi kebutuhan pemulihan mata pencaharian UMKM dalam situasi pascabencana. Proyek ini juga berhasil mengidentifikasi beberapa peraturan yang menghambat akses ke pembiayaan bagi masyarakat miskin. Tindak lanjut untuk mengatasi masalah ini sedang dipertimbangkan. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang dijalankan oleh pemerintah telah mencontoh pembelajaran yang didapat dari proyek Pemulihan Mata Pencaharian JRF untuk menciptakan peluang dana bergulir dalam menanggapi kebutuhan pascabencana untuk pemulihan mata pencaharian. Pembelajaran yang didapatkan dari kedua proyek inovatif ini akan disebarluaskan secara nasional maupun global sehingga pengalaman tersebut dapat membantu proyek lain dalam merancang program pemulihan mata pencaharian dalam situasi pascabencana. 31 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 JRF Membawa “Pertanian organik Pemulihan Mata membantu masyarakat setempat, khususnya Pencaharian perempuan, karena menyediakan pekerjaan kepada Petani yang memberikan penghasilan tambahan.� Kecil Bu Yuni, petani organik Di dua desa yang terkena dampak gempa 2006, dua petani organik baru memanfaatkan semaksimal mungkin pelatihan dan keuntungan. Manfaat tersebut Pak Soeharto memperkirakan bantuan yang mereka peroleh merupakan kabar gembira walaupun harga bahan kimia melalui Proyek Pemulihan bagi mereka yang tertimpa terus naik, ia akan banyak Mata Pencaharian IOM dengan bencana. Atap genteng menghemat biaya produksi dukungan JRF. rumah Pak Soeharto runtuh selama tiga panen tahunan pada saat terjadi gempa mendatang - keuntungannya Keduanya beralih ke pupuk bumi, sementara rumah Bu bertambah Rp 1,8 juta per yang didapatkan dari daerah Yuni retak begitu parahnya masa panen. Sebelumnya ia setempat dan terbuat dari sehingga keluarganya terpaksa membayar Rp 240.000 untuk limbah alam yang ramah tinggal di tenda darurat selama empat botol kecil pupuk kimia, lingkungan. Peralihan ini tidak sebulan. sekarang ia memperkirakan hanya mengurangi biaya akan menggunakan empat namun juga meningkatkan Pak Soeharto dan Bu Yuni liter pupuk organik seharga adalah pemimpin dalam Rp 10.000 untuk setiap musim komunitas mereka – Pak tanam. Soeharto menjabat sebagai sekretaris dari kelompok 29 Kemampuan bisnis mereka petani di Desa Sukoharjo, dan juga dipertajam melalui Bu Yuni adalah bendahara pelatihan pengembangan di salah satu dari empat usaha. Pak Soeharto kelompok penerima manfaat mengatakan bahwa pelatihan di Sumberharjo, Provinsi tersebut “benar-benar Yogyakarta. Melalui pelatihan membantu kami mengatur “Mereka benar-benar yang mereka terima dalam pembukuan dan mengajari membantu kami mengatur metode pertanian organik dan kami cara menghitung pembukuan dan mengajari pengembangan bisnis, mereka pengeluaran dan pendapatan. kami cara menghitung dapat melihat manfaat dari Hal-hal tersebut tidak kami pengeluaran dan pendekatan yang lebih ramah ketahui sebelumnya.� pendapatan, hal yang tidak lingkungan dan sekarang kami ketahui sebelumnya.� mengharapkan peningkatan Bu Yuni juga mengalami Pak Soeharto, petani organik hasil yang lebih substansial. kenaikan laba. Di tahap 32 TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA awal usahanya Bu Yuni Kerja keras bertahun- dengan dukungan JRF. sudah mampu memberikan tahun bisa hilang dalam Dibangun oleh pekerja laki- pemasukan rumah tangga hitungan detik— Pak laki dan perempuan anggota tambahan sebesar Rp 150.000 S.T. Waluyo tahu betul masyarakat setempat, sistem per bulan. �Pertanian organik mengenai hal ini. Bukan yang telah diperbaiki itu membantu masyarakat saja rumahnya yang hancur sekarang menyediakan air setempat, khususnya karena gempa, tapi sistem untuk 37 hektar lahan siap perempuan, karena irigasi yang diandalkan usaha tanam, meningkat hingga 30 menyediakan pekerjaan yang pertaniannya juga rusak persen. Manfaat lebih lanjut: memberikan penghasilan parah. Tanpa adanya tempat biaya operasi turun, sampai tambahan,� ujarnya. tinggal dan kemampuan untuk hingga Rp 400.000 per petani mendapatkan penghasilan, per tahun. Saat ia memandang kebun kehidupan barunya tidaklah sayur melalui jendela di seperti yang ia bayangkan. Pak Waluyo untuk sementara depan rumahnya, Bu Yuni menimbun beras agar dapat memimpikan rencana besar Petani menderita trauma menarik keuntungan dari untuk masa depan - rencana setelah gempa bukan hanya kenaikan harga saat pasokan yang sama besarnya dengan karena rumah mereka rusak, secara keseluruhan menurun. permintaan akan produk tapi juga karena kerusakan Dan masih banyak yang bisa organik yang semakin infrastruktur yang mendukung ditimbun, katanya sambil meningkat. mata pencaharian mereka, berdiri di samping karung- misalnya saluran irigasi. karung penuh beras di ruang “Saya bermimpi dapat depan rumahnya. Panen menyediakan pasokan Pak Waluyo adalah salah sebelumnya mengalami sayuran organik dalam jumlah satu dari banyak petani di peningkatan dari 800 kg yang lebih besar dan lebih desa Kebon, Klaten, yang menjadi 1.200 kg. konsisten, serta memiliki menghadiri acara peresmian merek sendiri sehingga saya sistem irigasi yang diperbaiki Semakin diperkuat dengan dapat memasarkannya ke toko melalui Proyek Pemulihan pelatihan teknis yang mereka swalayan dan pasar ritel.� Mata Pencaharian IOM terima melalui proyek, petani desa Kebon menantikan pertumbuhan di masa depan. “Perbaikan saluran irigasi “Perbaikan saluran irigasi sangat membantu kami. sangat membantu kami. Saluran ini memasok petani Saluran ini memasok petani dengan air yang cukup di dengan air yang cukup di musim tanam ketiga (empat musim tanam ketiga (empat bulan terakhir dalam bulan terakhir dalam setahun) setahun) - saat air biasanya - saat air biasanya sulit sulit didapatkan. Hal ini didapatkan. Hal ini berarti berarti produktivitas, dan produktivitas, dan pendapatan pendapatan kami, pasti akan kami, pasti akan meningkat.� meningkat.� S.T. Waluyo, petani 33 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 bab 3 Sektor produksi kerajinan merupakan salah satu sektor yang paling parah terkena dampak gempa bumi 2006. Sekarang, sebagian besar sektor ini telah pulih dan bisnis baru terus bertumbuh. Produsen kerajinan ini, penerima manfaat dari Proyek Pemulihan Mata Pencaharian GIZ, mengemas bunga kering untuk di ekspor. 34 (Koleksi GIZ) TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA Pembiayaan JrF T ujuh donor telah memberikan kontribusi sebesar AS$94,1 juta kepada Java Reconstruction Fund. Kontribusi diterima dari Uni Eropa, Belanda, Inggris, Bank Pembangunan Asia, serta Tabel 3.1 Sumber Komitmen dan Dana yang Diterima Komisi Eropa KOMiTMen & Dana yang DiTeriMa DalaM aS$ JuTa 51,17 % 54% Pemerintah Belanda 12,00 13% pemerintah Kanada, Finlandia dan Denmark untuk Pemerintah Inggris 10,77 11% rekonstruksi dan rehabilitasi daerah yang terkena Bank Pembangunan Asia 10,00 11% dampak gempa dan tsunami di Daerah Istimewa Pemerintah Kanada 6,53 7% Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Semua Pemerintah Finlandia 1,99 2% komitmen donor telah diterima seluruhnya oleh Pemerintah Denmark 1,60 2% JRF. Tabel 3.1 menunjukkan dana yang diberikan Total Kontribusi 94,06 100% oleh setiap donor. Tambahan sebesar AS$4,5 juta diperkirakan akan diperoleh dari pendapatan investasi dana pada tanggal penutupan JRF. Pendapatan investasi tersebut ditambahkan ke total kumpulan dana. Administrasi program serta biaya persiapan dan pengawasan proyek diperkirakan mencapai AS$3,3 juta sepanjang masa berlangsungnya JRF. Pengeluaran ini diperkirakan akan sepenuhnya ditutup melalui pendapatan investasi. Tanggal penutupan JRF telah diundur menjadi 31 Desember 2012. Perpanjangan diminta agar dapat memberikan tanggapan strategis terhadap letusan Gunung Merapi di akhir Oktober 2010, yang membawa dampak di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Perpanjangan ini telah disetujui oleh semua donor dan disahkan melalui amandemen perjanjian kontribusi. alokasi dan Kucuran Dana ke Proyek Dana JRF telah sepenuhnya dialokasikan dan sejumlah AS$94,7 juta akan dan telah disalurkan ke lima proyek dibawah JRF. Dari jumlah ini, AS$91,3 juta, atau 98 persen alokasi dana, telah disalurkan ke proyek, seperti tampak pada Tabel 3.2. AS$77,4 juta, atau 82 persen, dari dana JRF telah dialokasikan untuk rekonstruksi perumahan dan infrastruktur masyarakat. Dua Proyek Perumahan Sementara senilai AS$2,3 juta telah selesai di tahun 35 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 Tabel 3.2 Pencairan Dana dan Pengeluaran Proyek per 30 Juni 2011 DalaM JuTa aS$ Pencairan Dana Pengeluaran nilai HibaH unTuK PrOyeK PrOyeK Pemulihan Masyarakat dan Perumahan 77,44 75,64 73,58 Proyek Perumahan Sementara – CHF 1,27 1,27 1,27 Proyek Perumahan Sementara – IOM 1,05 1,05 1,05 Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan 75,12 73,32 71,26 Permukiman Berbasis Komunitas (Rekompak) – MPW Pemulihan Mata Pencaharian 17,24 15,63 16,33 Akses atas Pembiayaan dan Pembangunan Kapasitas Usaha Mikro dan Kecil yang Terkena Dampak Gempa 5,98 4,87 5,97* (Pemulihan Mata Pencaharian JRF - IOM) Pemulihan Mata Pencaharian di DIY dan Jawa Tengah 11,26 10,76 10,36 (Pemulihan Mata Pencaharian JRF - GIZ) Total Alokasi untuk Proyek 94,68 91,27 89,9 *Project costs were pre-financed by the Implementing Agency, hence project spending exceeds current disbursement to project. 2008. Tahun lalu dana hibah untuk proyek Rekompak ditambah sehingga mencapai AS$75,1 juta. Pada bulan Juni 2011, sekitar AS$75,6 juta, atau 98 persen, dari dana yang dialokasikan ke sektor perumahan dan infrastruktur masyarakat telah dicairkan. JRF telah mengalokasikan AS$17,2 juta untuk proyek yang berfokus pada pemulihan mata pencaharian, jumlah yang mencapai sekitar 18 persen dari alokasi JRF. Melalui GIZ, AS$11,3 juta dana dialokasikan untuk mendukung proyek yang memberi kontribusi kepada prakarsa Pemerintah Indonesia untuk membantu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang terkena dampak gempa bumi dalam memulihkan usaha mereka. Proyek ini juga bertujuan untuk memulihkan kehidupan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah melalui bantuan teknis dan akses ke pembiayaan. Di samping itu, AS$5,08 juta telah Banyak rumah tangga terpaksa menjual ternak mereka setelah terjadi gempa pada tahun 2006 untuk memenuhi kebutuhan darurat. Komponen penggantian aset Proyek Pemulihan Mata Pencaharian IOM telah membantu peternakan dan produsen di sektor-sektor lain untuk bukan hanya memulihkan tetapi dalam banyak kasus memperluas produktivitas mereka sebelum terjadi gempa. 36 (Koleksi IOM) TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA dialokasikan oleh International Organization for Migration (IOM) yang menyediakan penggantian aset dan bantuan teknis bagi usaha mikro dan kecil (UMK). Pada tanggal 30 Juni 2011, AS$15,6 juta telah disalurkan untuk proyek-proyek ini. Pengeluaran Proyek Mengidentifikasi infrastruktur masyarakat yang akan dibangun, Total kumulatif sebesar AS$89,9 juta telah misalnya sistem drainase air, merupakan hasil dari Proses Rencana Pembangunan Permukiman (RPP), yang menggunakan pendekatan digunakan oleh proyek yang dilaksanakan partisipasi yang melibatkan berbagai pihak yang terkait. berdasarkan portofolio JRF dan jumlah (Koleksi Rekompak) itu mencapai sekitar 98 persen dana yang dicairkan untuk proyek. Pengeluaran proyek di bidang perumahan dan infrastruktur masyarakat mencapai AS$73,6 juta atau 97 persen dari dana yang sudah dicairkan untuk proyek. Pengeluaran proyek mata pencaharian mencapai AS$16,3 juta atau 105 persen dari dana yang sudah dicairkan untuk proyek. Prospek Melalui pembiayaan tambahan dan perpanjangan tanggal penutupan JRF, proyek Rekompak akan melaksanakan kegiatannya sampai Juni 2012. Penambahan hibah untuk pemulihan masyarakat yang terkena dampak letusan Merapi dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama dilaksanakan sampai Juni 2011, dengan alokasi dana sebesar AS$1,7 juta untuk menanggulangi dampak gempa bumi di desa-desa tempat pelaksanaan proyek JRF saat terjadi letusan. Setelah JRF diperpanjang hingga 31 Desember 2012, tambahan dana sebesar AS$1,8 juta disediakan untuk tahap kedua untuk memperluas bantuan ke desa- desa tambahan dan akan dicairkan untuk proyek sepanjang 2011. Proyek ini diharapkan akan menggunakan semua dana yang dialokasikan dan dicairkan. Upaya JRF terkait pemulihan mata pencaharian akan segera selesai. Proyek IOM telah mencapai tujuannya dan ditutup sesuai jadwal pada bulan Juni 2011, sementara proyek GIZ akan ditutup pada bulan September 2011. Kedua proyek sedang menyelesaikan pelaporan mengenai biaya, dan alokasi dana diperkirakan akan digunakan sepenuhnya. Dana JRF sekarang dianggap telah digunakan sepenuhnya. Alokasi akhir telah dilakukan atas tiga proyek aktif tahun lalu. Dana tambahan sebesar AS$3,5 juta dialokasikan ke proyek Rekompak untuk memenuhi kebutuhan korban Merapi. Dua proyek Pemulihan Mata Pencaharian juga mendapatkan total alokasi AS$2 juta dalam dana tambahan untuk meningkatkan kegiatan dan mengakhiri strategi keluarnya. Pada tanggal 30 Juni 2011, JRF memiliki sisa dana sekitar AS$0,6 juta, atau sekitar 0,5 persen dari total dana JRF. 37 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 Bantuan Teknis Berkat Proyek Pemulihan dapat bekerja dengan alat-alat Mata Pencaharian yang milik saya sendiri,� ujarnya. dan Pinjaman dilaksanakan oleh gIZ dengan dukungan JRF, Pak Pak gito berharap agar JRF Membantu gito mengikuti pelatihan yang meliputi keterampilan usahanya mendapatkan aliran pesanan yang stabil dan Pemulihan dan desain dan teknik produksi. badannya tetap sehat sehingga Perkembangan Beliau juga diperkenalkan ke berbagai perusahaan ia dapat terus bekerja. Dan di saat-saat penuh percaya diri, Usaha Kecil daerah yang mengurusi pasar ekspor. Setelah ketika Pak gito dan istrinya memiliki keberanian untuk mengikutsertakan beberapa membayangkannya, mereka contoh mebel barunya dalam berharap agar mendapatkan Pak Gito, Tukang Kayu, Desa Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah Seperti halnya banyak tukang kayu di desa grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Pak gito mempelajari keahliannya dari ayahnya.�Saya bekerja “Sebelumnya, saya harus bersamanya selama bertahun- bergantung kepada tahun sampai saya berani bos dalam penggunaan mencoba bekerja sendiri,� peralatan. Sekarang saya katanya merendah. dapat bekerja dengan alat- alat milik saya sendiri.� Pak Gito, tukang kayu Sejak saat itu sampai gempa mengguncang Yogyakarta dan Jawa Tengah pada tahun 2006, Yogyakarta Export Expo 2010, cukup uang untuk membiayai Pak gito membuat mebel ia memperoleh pengalaman sekolah anak-anak mereka untuk sebuah perusahaan kecil pertama berhubungan hingga tingkat universitas. di dekat rumahnya.�gempa langsung dengan pembeli bumi mengubah kehidupan potensial. kami. Kami harus meluangkan Bu Parsiawati, produsen waktu untuk membantu Dia juga mendapatkan hibah telur asin, Desa Piyungan, tetangga memperbaiki rumah gergaji listrik yang sekarang Gunung Kidul mereka, seperti halnya mereka sering digunakan sampai jauh juga membantu kami... tapi malam dengan seizin tetangga Bu Parsiawati mengatakan setelah itu jarang ada pesanan dan istrinya.�Sebelumnya, dia selalu mandiri dan mebel,� ia menjelaskan. saya harus bergantung kepada itu merupakan hal yang bos dalam penggunaan disukainya. Dengan bantuan peralatan. Sekarang saya dari Proyek Pemulihan 38 TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA Mata Pencaharian yang Telur asin adalah telur bebek dilaksanakan oleh gIZ dengan yang dibungkus selama dua dukungan JRF, Bu Parsiawati minggu dalam bola tanah mampu mempertahankan liat lunak yang dicampur kemandiriannya. Inilah dengan garam dan kemudian kisahnya: dimasak. Telur asin biasanya dibawa oleh para pelaut Seperti halnya banyak dan orang yang melakukan keluarga lain di Indonesia, perjalanan panjang karena Bu Parsiawati cukup lama garam membuatnya awet dan hidup terpisah dari suaminya tetap dapat dimakan sampai yang harus berpindah-pindah sebulan kemudian. Saat ini, “Saya mendapatkan dari satu kota ke kota lainnya telur asin masih merupakan pinjaman kecil sebesar Rp untuk bekerja di berbagai camilan yang sangat populer 500.000 dari BUKP untuk proyek konstruksi. Walaupun untuk perjalanan panjang memulai kembali usaha merasa rindu, Bu Parsiawati menggunakan bus dan kereta saya.� Bu Parsiawati, wiraswasta mengatakan bahwa ia dapat api. mengatasinya dengan memanfaatkan waktu sebaik- Bu Parsiawati memulai baiknya. usahanya dengan baik karena memiliki bekal yang diperlukan Ia juga mandiri dalam hal untuk menunjang keberhasilan pekerjan. Pada awalnya ia usaha kecil, yaitu menguasai agunan untuk mendapatkan bekerja melalui koperasi desa proses pengasinan telur pinjaman bank sehingga saya dengan kegiatan mulai dari (yang diketahuinya di saat ia mendapatkan pinjaman kecil menjahit sampai bercocok bekerja di koperasi); memiliki sebesar Rp 500.000 dari BUKP tanam dan memasak. Namun banyak relasi di pasar serta untuk memulai usaha saya tidak lama kemudian Bu waktu dan motivasi yang lagi.� Parsiawati memutuskan untuk diperlukan. Ia mulai dari bisnis keluar karena menurutnya kecil dan secara bertahap BUKP (Badan Usaha Kredit koperasi tersebut tidak dapat menginvestasikan kembali Pedesaan) adalah jenis memasarkan produknya keuntungannya ke usahanya lembaga keuangan mikro dengan baik.�Saya merasa untuk membeli lebih banyak yang didirikan di Yogyakarta frustrasi,� kenangnya sambil telur. berdasarkan Peraturan tertawa.�Saya rasa saya dapat Daerah Provinsi. Melalui melakukannya dengan lebih Kemudian gempa dukungan Proyek Pemulihan baik.� meruntuhkan sebagian Mata Pencaharian gIZ, BUKP rumahnya, termasuk dapur, melayani klien yang tidak Tidak lama kemudian, ia dan menyapu habis seluruh dapat dibantu oleh lembaga mulai berfokus pada salah persediaan telurnya. keuangan lainnya. Dana satu produk makanan favorit pinjaman bergulir yang berasal Jawa, yaitu telur asin.�Telur “Jika gempa itu tidak terjadi, dari hibah JRF ini diharapkan asin selalu laku... saya jarang saya tidak akan memerlukan dapat terus membantu membawa pulang telur asin pinjaman. Semuanya bisa pengusaha kecil seperti Bu yang saya jajakan di pasar,� saja berjalan dengan lancar,� Parsiawati jauh setelah proyek katanya. katanya.�Saya tidak punya gIZ ini berakhir. 39 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 bab 4 JRF akan terus melanjutkan dukungan dan kegiatannya di Jawa Tengah dan Yogyakarta hingga Juni 2012. Di sini, seorang penduduk desa melewati pagar bambu yang dibangun oleh usaha menengah dukungan JRF. (Koleksi GIZ) 40 TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA Mengakhiri JrF dan Memandang ke Depan J RF telah banyak memberikan kontribusi positif bagi keseluruhan upaya rekonstruksi penanganan gempa bumi dan tsunami yang membuahkan pembentukan program di tahun 2006. Semua proyek JRF telah berhasil memenuhi sasarannya terkait dengan bencana ini. Lebih dari 15.000 rumah permanen telah dibangun dan sekitar 7.000 rumah sementara menyediakan tempat penampungan bagi keluarga yang menunggu pembangunan rumah permanen mereka. Melalui proses perencanaan masyarakat yang didukung oleh JRF, 265 desa menjadi lebih siap dalam menghadapi bencana alam. Lebih dari 15.000 usaha mikro, kecil dan menengah telah mendapatkan akses atas pembiayaan dan/ atau bantuan teknis dan pengembangan usaha yang membuat mereka tak hanya dapat pulih tapi dalam banyak kesempatan, berhasil meningkatkan mata pencaharian mereka dibandingkan sebelum terjadi gempa. Pada bulan Oktober 2010, bencana kembali menimpa Jawa Tengah dan Yogyakarta, di wilayah yang sebelumnya terkena gempa bulan Mei 2006. Sementara tiga proyek aktif JRF mendekati masa penutupannya pada tanggal 30 Juni 2011, muncul serangkaian tantangan baru di wilayah ini akibat letusan Gunung Merapi. Pemerintah pusat dan provinsi meminta dukungan JRF untuk rekonstruksi setelah terjadi letusan Merapi. Komite Pengarah JRF menanggapi permintaan ini dengan mengalokasikan sisa dana JRF sebesar AS$3,5 juta ke proyek Rekompak untuk pemulihan letusan Merapi. Tanggal penutupan JRF juga diperpanjang hingga 31 Desember 2012 untuk memberi waktu dalam melaksanakan upaya ini. Proyek Rekompak diperpanjang hingga 30 Juni 2012 untuk memberikan dukungan strategis dan terarah bagi masyarakat yang terkena dampak letusan Gunung Merapi. Masyarakat yang terkena dampak bencana sekarang tampak lebih siap menghadapi bencana yang sering terjadi di Jawa. Selama beberapa minggu, letusan Merapi mengganggu kehidupan di wilayah ini, memaksa ribuan orang mengungsi dari rumah mereka. Letusan Merapi mengakibatkan ratusan anggota masyarakat harus menghadapi dampak jenis kerusakan baru yang berbeda. Tiga proyek aktif JRF membantu pemerintah daerah dan masyarakat sipil di wilayah tersebut. Infrastruktur masyarakat yang dibangun melalui Rekompak JRF menyediakan jalur evakuasi dan tempat berkumpul bagi banyak orang yang terkena dampak bencana. Latihan evakuasi yang dilakukan sebelumnya memastikan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan mengenai prosedur evakuasi yang lebih baik dibandingkan dengan saat terjadinya gempa 2006. Hasil intervensi JRF ini membantu mengurangi dampak letusan Merapi di banyak tempat, tapi terjadinya bencana itu juga menggarisbawahi masih diperlukannya upaya pengurangan risiko dan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Kebutuhan ini mencakup penguatan kelembagaan untuk membantu pemerintah daerah agar lebih siap dalam menangani bencana serta penambahan infrastruktur darurat untuk menangani situasi darurat dan evakuasi. 41 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 Portofolio JRF terus berjalan dengan baik walaupun terjadi gangguan yang disebabkan oleh letusan Merapi. Proyek Pemulihan Mata Pencaharian yang dilaksanakan IOM telah menyelesaikan semua kegiatannya dan ditutup sesuai jadwal, yaitu pada tanggal 30 Juni 2011. Proyek Pemulihan Mata Pencaharian yang dilaksanakan oleh GIZ saat ini sedang menyelesaikan beberapa kegiatan akhir yang berkaitan dengan penerapan strategi penutupannya. Proyek ini akan resmi ditutup pada tanggal 30 September 2011. Melalui penambahan hibah yang diperoleh dari JRF, kegiatan rehabilitasi mata pencaharian kian ditingkatkan oleh kedua proyek. Kegiatan ini dilakukan untuk memperluas peluang pembangunan kapasitas dan memastikan kesinambungan proyek, serta menjangkau lebih banyak penerima manfaat. Strategi penutupan IOM mencakup penguatan kapasitas masyarakat, pemerintah daerah dan masyarakat sipil untuk mengurangi dampak bencana masa depan. Strategi ini terbukti sangat relevan dan secara kebetulan dijalankan pada waktu yang tepat, dimana kegiatan lokakarya dan pelatihan kesiapsiagaan bencana mulai dilakukan menjelang terjadinya letusan Merapi. Penambahan hibah untuk GIZ digunakan untuk pengembangan kapasitas dan pendokumentasian dampak proyek. Dampak proyek pada pemulihan ekonomi dan pemberdayaan perempuan yang memiliki usaha mikro dan kecil sangatlah signifikan. Kedua proyek ini telah memenuhi atau bahkan melampaui targetnya serta berdampak positif terhadap pendapatan dan mata pencaharian, yang dalam prosesnya menghasilkan tingkat kepuasan penerima manfaat yang tinggi. Rekompak akan melanjutkan pendekatan berbasis masyarakatnya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang terkena dampak letusan Merapi sampai Juni 2012. Kegiatan Rencana Pembangunan Permukiman (RPP) akan menjadi dasar dalam memilih kegiatan pembangunan infrastruktur masyarakat yang akan dilaksanakan di 88 desa melalui hibah tambahan yang diperoleh oleh proyek. Investasi tambahan sekitar AS$220.000 per desa telah dialokasikan untuk rekonstruksi dan rehabilitasi infrastruktur tersier desa berskala kecil yang rusak atau hancur karena letusan Merapi. Proyek ini dijadwalkan akan tutup setelah masa tanggap cepat rekonstruksi pasca letusan Merapi usai. Namun dapat dipastikan bahwa Rekompak akan memberikan dampak yang signifikan terhadap pengelolaan risiko bencana masyarakat melalui pendekatan perencanaan masyarakat. Pemerintah daerah telah menunjukkan komitmen mereka terhadap proses RPP dengan mengalokasikan dana mereka sendiri untuk memfasilitasi proses perencanaan masyarakat pada tahap kedua proyek. JRF telah menggunakan seluruh dana yang tersedia. Dana sebesar AS$94 juta telah dialokasikan dan sumber dana ini diperkirakan akan digunakan sepenuhnya. Alokasi JRF sebesar AS$3,5 juta sebagai pembiayaan tambahan untuk Rekompak dalam menanggapi letusan Merapi secara efektif telah dialokasikan ke proyek. Semua dana yang dialokasikan ke proyek diperkirakan akan dicairkan dan digunakan sepenuhnya hingga tanggal penutupan proyek, dimana kegiatan proyek harus berakhir pada tanggal 30 Juni 2012. JRF menawarkan pembelajaran penting bagi program tanggap pascabencana di masa mendatang. JRF memiliki posisi unik Sistem drainase yang baru dibangun di Desa Pendowoharjo, Jawa Tengah. Ini adalah salah satu dari lebih dari 4.400 proyek infrastruktur masyarakat yang diselesaikan sebagai bagian dari proses Rencana 42 Pembangunan Pemukiman (RPP). (Koleksi Rekompak) TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA dalam menanggapi tiga jenis bencana alam: gempa bumi, tsunami dan letusan gunung berapi. Inovasi yang dikembangkan melalui JRF dalam proyek perumahan dan mata pencaharian menawarkan pembelajaran untuk menanggapi situasi pascabencana di Indonesia maupun di seluruh dunia. Pendekatan berbasis masyarakat terhadap rekonstruksi perumahan pada awalnya dikembangkan selama masa rekonstruksi pascatsunami di Aceh yang memberi manfaat bagi rekonstruksi Jawa dan telah diadopsi oleh Pemerintah Indonesia sebagai model dalam upaya rekonstruksi Proyek-proyek mata pencaharian membantu mengubah cara petani menanam produk mereka. Sekarang, banyak petani yang beralih ke pascabencana lain. Pembelajaran yang pertanian organik. Foto di atas adalah sebuah rumah hijau di Desa Sukoharjo, Jawa Tengah. didapatkan dari proyek Rekompak yang (Koleksi IOM) dilaksanakan melalui JRF dan Multi Donor Trust Fund untuk Aceh dan Nias (MDF) memberikan peluang untuk memasukkan aspek pengurangan risiko bencana dan rekonstruksi melalui pendekatan berbasis masyarakat ke dalam program nasional. Proyek-proyek mata pencaharian telah mengembangkan pendekatan inovatif dalam menangani pemulihan ekonomi dalam konteks rekonstruksi pascabencana. Proyek mata pencaharian pada awalnya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memulai kegiatan, namun pada akhirnya proyek ini berhasil memberkan pembelajaran penting dalam merancang program pemulihan ekonomi yang dapat diterapkan dalam konteks pascabencana. Pembelajaran ini telah memberikan kontribusi terhadap pengaturan kelembagaan bagi dana bergulir pascabencana yang akan dilaksanakan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), sehingga program ini dapat siap menanggapi kebutuhan pemulihan mata pencaharian saat bencana melanda di masa depan. JRF akan melanjutkan komitmennya untuk mendukung upaya pemulihan pascabencana bagi masyarakat di Jawa hingga tanggal penutupannya. Letusan Merapi menimbulkan kebutuhan baru yang dapat ditanggapi dengan cepat oleh JRF melalui komitmen pemberian hibah. Tiga proyek terakhir telah memastikan terjadinya kesinambungan hasil proyek, terutama terkait dengan kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana, yang mana kedua aspek ini telah menjadi prioritas dalam strategi penutupan masing-masing proyek. JRF akan terus mendukung upaya rekonstruksi Jawa melalui Rekompak hingga kegiatan proyek ini berakhir bulan Juni 2012. JRF sendiri akan mengakhiri semua kegiatannya dan ditutup pada tanggal 31 Desember 2012. JRF dapat memberikan pembelajaran penting dalam mengatasi berbagai bentuk bencana mulai dari gempa bumi, tsunami dan letusan gunung berapi berkat keterlibatannya selama ini di Jawa. Banyak bencana yang terjadi di Indonesia dan rata-rata memiliki besaran dampak yang serupa. Hal ini juga memberikan pelajaran bagi penanggulangan bencana sesuai dengan besar kecilnya bencana tersebut. Dengan mengambil pembelajaran dari pengalaman di Aceh dan Jawa, Pemerintah Indonesia telah menetapkan Fasilitas Dana Multi Donor Indonesia untuk Pemulihan Bencana (IMDFF-DR) sebagai dana siaga untuk kegiatan penanggulangan dan pencegahan bencana. Pelajaran atas pencegahan serta penanggulangan bencana kini diterapkan di seluruh Indonesia, dan juga dapat memberikan pemahaman berharga bagi dukungan untuk menghadapi bencana secara global. 43 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 Membangun Proses RPP menyatukan Imogiri, 69 penerima manfaat anggota masyarakat untuk diberi kesempatan untuk Masyarakat memetakan permukiman mereka,dan mengidentifikasi pindah ke tempat yang lebih aman. Beberapa rumah tangga yang Lebih daerah yang cocok untuk penggunaan lahan yang harus dipindahkan ke lahan mereka sendiri, sedangkan Aman melalui berbeda. Proses ini dipimpin penerima manfaat lainnya Rencana oleh fasilitator masyarakat dan bertujuan untuk dimukimkan di lahan milik desa. Pembangunan mengidentifikasi potensi daerah rawan bahaya Ibu Triyono, penerima manfaat Permukiman sehingga dapat diambil tindakan untuk mengurangi dari Desa Srimartani, lega karena merasa aman dari kemungkinan bencana di masa longsor. Banyak rumah di depan. Faktor-faktor yang Desa Srimartani terletak di Warga di tiga desa rawan dipertimbangkan meliputi lereng bukit dan sangat rawan longsor di Kabupaten Bantul, kondisi tanah, kedekatan terhadap tanah longsor di Yogyakarta telah pindah ke dengan gunung berapi aktif musim hujan. Selain lereng tempat yang aman berkat dan proyeksi jalur aliran lahar, yang curam, pinggiran bukit proses Rencana Pembangunan dan ketersediaan air. terdiri dari medan berbatu Permukiman (RPP) yang yang tidak akan menahan dilaksanakan melalui proyek Berdasarkan RPP yang curah hujan. Rumah lain Rehabilitasi dan Rekonstruksi dikembangkan untuk Desa berada di daerah rawan Masyarakat dan Permukiman Srimartani dan Desa Wonolelo dengan kondisi tanah yang Berbasis Komunitas (CSRRP, di Kecamatan Pleret, dan labil, di mana tanah longsor atau Rekompak). Desa Wukirsari di Kecamatan bisa terjadi kapan saja bahkan Proyek perumahan JRF telah menggunakan teknologi bangunan tahan gempa ke dalam metode konstruksi. Foto di atas adalah rumah inti yang sedang dibangun di sebuah desa yang terkena dampak Merapi. (Iwan Gunawan, Bank Dunia) 44 TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA Walaupun tidak semua penduduk desa Srimartani “Rumah saya hancur karena ingin pindah, warga Desa tanah longsor. Selain mendapatkan rumah di Wukirsari telah lama tempat yang lebih aman, mengharapkan bantuan untuk kami sekarang memiliki pindah. Daerah ini mengalami air untuk keperluan rumah tanah longsor selama musim tangga sepanjang tahun. hujan dan kekeringan di musim Saya merasa program kemarau. relokasi ini sangat membantu. " Bu Siti Ngadiroh, penerima “Saya yakin program relokasi manfaat Rekompak. akan sangat bermanfaat bagi orang-orang di daerah berisiko longsor. Selain tanah longsor, daerah kami mengalami kekeringan selama musim kemarau. Saya pribadi harus memasok air kepada penduduk desa dengan truk tangki,� kata tanpa curah hujan yang lokasi lain, penduduk lain Bapak Bayu Bintoro, Kepala berlebihan maupun gempa yang sebelumnya tidak mau Desa Wukirsari. bumi. pindah, mulai mengikuti,� kata Bapak Ruspamuji, Kepala Desa Tiga puluh enam rumah Walaupun demikian, Bu Srimartani. tangga di Desa Wukirsari telah Triyono melaporkan bahwa dipindahkan melalui program banyak warga yang tidak mau Meskipun diberi rumah yang ini. Meskipun relokasi tertunda meninggalkan rumah leluhur lebih kecil, Bu Triyono tidak karena hujan deras yang mereka. mengeluh, karena rumah memperlambat pembangunan barunya lebih dekat ke rumah baru, penerima manfaat “Rupanya peribahasa pasar, sehingga lebih mudah berharap untuk mendapatkan ‘sedumuk bathuk, senyari baginya untuk membeli kondisi kehidupan yang lebih bumi’ tetap hidup di hati bahan makanan. Dia juga aman dan nyaman. penduduk desa. Peribahasa ini dapat mengolah lahannya artinya tidak peduli seberapa yang lama dengan menanam “Rumah saya hancur karena kecil tanah itu, mereka akan buah-buahan dan tanaman tanah longsor. Selain mempertahankannya apa pun lainnya untuk mendapatkan mendapatkan rumah di risikonya.� penghasilan tambahan. tempat yang lebih aman, kami sekarang memiliki Sebuah tinjauan geologi Dari 13 rumah tangga air untuk keperluan rumah atas daerah tersebut penerima manfaat di Desa tangga sepanjang tahun. Saya membantu penduduk Srimartani, sembilan rumah merasa program relokasi memahami ancaman yang tangga pindah ke Desa ini sangat membantu,� ujar mereka hadapi. Dan “ketika Kembangsari, dan empat Ibu Siti Ngadiroh, penduduk beberapa penduduk desa rumah tangga hidup di tanah desa Wukirsari, menyatakan mulai menyatakan kesediaan mereka sendiri, tidak jauh dari kepuasannya. mereka untuk pindah ke daerah relokasi milik desa. 45 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 laMPiran Sebuah pameran produk diselenggarakan pada bulan Mei 2011 bagi penerima manfaat JRF sebagai bagian dari strategi penutupan proyek mata pencaharian. Acara ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk menampilkan dan memasarkan produk mereka kepada konsumen setempat. 46 (Koleksi GIZ) TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA Portofolio Proyek & Peta Kegiatan yang Didanai JrF lembar Data 1: Proyek Perumahan Sementara Java Reconstruction Fund membiayai dua proyek Tempat penampungan sementara dibangun perumahan sementara untuk menyediakan tempat dengan “rangkaian struktur atap.� Rangkaian tinggal sementara yang aman dan tahan lama bagi struktur atap ini biasanya terbuat dari struktur keluarga yang terkena dampak gempa bumi selagi bambu tahan angin dan cuaca dengan atap rumah permanen sedang dibangun. genteng dan jika memungkinkan, didirikan di atas Jumlah Hibah AS$2,32 juta (direvisi; awalnya adalah AS$6,64 juta) fondasi rumah yang ambruk. Struktur dirancang Masa Pelaksanaan Desember 2006–Agustus 2007 dengan masa pakai minimal dua tahun agar tersedia tempat penampungan yang aman dan Badan Mitra Bank Dunia tahan lama, selagi menunggu rumah permanen Badan Pelaksana International Organization for Migration (IOM) dan Cooperative dibangun. Beberapa komponen rangkaian itu Housing Foundation (CHF) digunakan kembali dalam pembangunan rumah International permanen, dan hal ini tidak memengaruhi Pencairan AS$2,32 juta kelayakan penerima manfaat dalam mendapatkan bantuan perumahan permanen. Dua proyek JRF yang bertujuan menyediakan Prestasi Besar perumahan sementara telah ditutup setelah berhasil memenuhi tujuannya. International Sebanyak 4.790 tempat penampungan sementara Organization for Migration (IOM) dan Cooperative disediakan melalui dua proyek Perumahan Housing Foundation (CHF) International, Sementara JRF. IOM menyediakan 1.586 unit dan dua organisasi bantuan pembangunan dan CHF menyediakan 3.204 unit, semuanya sesuai kemanusiaan internasional yang beroperasi di dengan spesifikasi yang telah disetujui. Selain itu, beberapa daerah yang terkena gempa, ditunjuk proyek perumahan permanen JRF, Rekompak, untuk menjalankan dua proyek yang serupa ini. juga menyediakan 2.489 rumah sementara, Menurut Kajian Jangka Menengah JRF, proyek- sehingga jumlah rumah sementara yang proyek tersebut sangat relevan, karena sejalan disediakan oleh JRF mencapai 7.279. Proyek yang dengan program rekonstruksi perumahan yang dilaksanakan IOM ditutup pada bulan Juni 2007 dicanangkan Pemerintah Indonesia dengan dan tak lama kemudian diikuti dengan penutupan menjembatani kesenjangan antara tempat hunian proyek yang dilaksanakan CHF pada bulan sementara dan rumah permanen. Agustus 2007. Kedua proyek ini ditutup setelah kebutuhan rumah sementara untuk keluarga yang terkena dampak gempa terpenuhi. 47 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 Lima tahun setelah gempa, beberapa tempat penampungan sementara tetap digunakan, seperti toko kecil di sebuah desa di Jawa Tengah ini. (Koleksi JRF) Dalam upaya tanggapan secara keseluruhan, kontribusi penting bagi program rekonstruksi data PBB menunjukkan bahwa hampir 99 persen secara keseluruhan dengan memenuhi kebutuhan kebutuhan tempat penampungan sementara telah penerima manfaat dalam menjembatani terpenuhi4 . Secara keseluruhan, kontribusi JRF kesenjangan antara tempat tinggal sementara dan bagi program tempat penampungan sementara rumah permanen. terbukti relevan dan diperlukan serta mengatasi kesenjangan dalam kebutuhan atas tempat penampungan yang memadai saat perumahan Pengamatan dan Pembelajaran permanen sedang dibangun. Rumah sementara sangat dihargai oleh penerima Rekonstruksi perumahan yang luar biasa cepat manfaat sebagai kontribusi terhadap pemulihan. menunjukkan bahwa kebutuhan rumah sementara Sebagaimana dicatat, lebih dari 95 persen pascagempa bumi Jawa ternyata lebih sedikit rumah tangga penerima manfaat merasa bahwa daripada yang diperkirakan semula. Oleh dengan adanya rumah sementara, mereka dapat karena itu, target Perumahan Sementara JRF melanjutkan kegiatan rumah tangga mereka selagi direvisi untuk mempertimbangkan hal tersebut. rumah permanen sedang dibangun. Hal ini juga Meskipun tempat penampungan sementara yang mempercepat pemulihan ekonomi daerah yang dibangun jumlahnya lebih sedikit daripada target terkena dampak. awal, kedua proyek tealh berhasil memberikan Penggunaan bambu untuk struktur rangka 4 Laporan Hasil dan Penyelesaian Pelaksanaan untuk Proyek Struktur Atap IOM dan CHF, Juni 2008. terbukti sangat tepat. Kelayakan struktural unit 48 TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA yang dirancang IOM dan CHF telah lulus uji oleh Universitas Gadjah Mada. Bahan yang ringan dan fleksibel ini membuatnya ideal untuk membangun struktur tahan gempa. Tidak ada dampak signifikan terhadap lingkungan hidup, karena sumber daya terbarukan ini tersedia secara luas di Jawa dan dapat terurai secara hayati. Dengan menggunakan bambu, masyarakat yang terkena dampak juga tidak terdorong untuk melakukan penebangan kayu secara ilegal untuk segera membangun kembali rumah mereka. Selain itu, setelah terjadi gempa, struktur sementara ini secara psikologis memberikan rasa yang lebih aman daripada rumah yang dibangun dari beton. Skala ekonomis memengaruhi biaya per unit pembangunan rumah ini. Dengan pengurangan yang besar pada kebutuhan dan target, biaya per unit untuk tempat penampungan sementara menjadi lebih tinggi daripada perkiraan. Selain itu, sejumlah penerima manfaat berada di wilayah yang sulit dijangkau, lebih tersebar dan lebih sulit JRF mendirikan lebih dari 7,300 rumah sementara seperti terlihat diatas. Kontribusi ini sejalan dengan program rekonstruksi diidentifikasi, sehingga memerlukan lebih banyak perumahan Pemerintah Indonesia yang sangat sukses. waktu dan biaya transportasi. Walaupun demikian, (Koleksi IOM) dalam operasi bantuan skala besar, “10 persen penerima manfaat terakhir� umumnya berhasil dijangkau dengan biaya rata-rata yang lebih tinggi daripada sebagian besar penerima manfaat. Hasil Kunci pada Penutupan Proyek Jumlah rangkaian struktur atap yang memenuhi kualitas teknis dasar yang diberikan Total: 4.790 kepada penerima manfaat • IOM: 1.586 • CHF: 3.204 Tingkat kepuasan rumah tangga penerima manfaat (laki-laki dan perempuan) pada Laki-laki: 95 persen kemampuan untuk melanjutkan kegiatan normal rumah tangga mereka melalui Perempuan: 99 persen penyediaan perumahan sementara 49 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 lembar Data 2: Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas (Rekompak) Rekompak, yang dilaksanakan oleh Kementerian November 2010. Secara keseluruhan, Rekompak Pekerjaan Umum, bertujuan untuk membangun mencakup sembilan kabupaten, dan beroperasi kembali infrastruktur masyarakat dan rumah tahan di 270 desa di 60 kecamatan. Dengan adanya gempa. Proyek ini mencakup mitigasi dan kesiapan letusan Merapi, jumlah desa tempat Rekompak menghadapi bencana di desa-desa yang terimbas bencana dengan menggunakan pendekatan berbasis beroperasi meningkat menjadi lebih dari 310. komunitas dalam perencanaan, penetapan prioritas, dan pelaksanaan. Proyek ini memiliki empat komponen utama: (1) Jumlah Hibah AS$75,12 juta Penyediaan Struktur Perumahan, (2) Pemulihan Masa Pelaksanaan Desember 2006–Juni 2012 Infrastruktur Masyarakat, (3) Pembangunan Badan Mitra Bank Dunia Kapasitas Pemerintah Daerah dan Masyarakat, Badan Pelaksana Kementerian Pekerjaan Umum dan (4) Pengelolaan Proyek Secara Keseluruhan. (PU) Pencairan AS$73,32 juta Rekompak telah menyelesaikan pekerjaan pada tahap gempa dan tsunami, dan menggunakan sebagian besar dana yang dialokasikan untuk proyek tersebut. Target proyek dalam pembangunan perumahan sementara dan permanen telah terpenuhi. Pembangunan lebih dari 15.000 rumah inti permanen telah selesai pada tahun 2008. Tahap kedua proyek berfokus pada persiapan Rencana Pembangunan Pemukiman (RPP) yang menerapkan pengelolaan risiko bencana. Kegiatan ini berhasil diselesaikan pada bulan Juni 2011 melalui persiapan 265 RPP yang ditargetkan. RPP menjadi dasar dalam memilih kegiatan infrastruktur masyarakat yang Seorang fasilitator menjelaskan Rencana Pembangunan akan dilaksanakan, seperti halnya yang RPP Permukiman (RPP) untuk sebuah desa di Jawa Tengah yang direlokasi karena terkena dampak letusan Merapi. yang disiapkan untuk desa yang terkena dampak (Iwan Gunawan, Bank Dunia) Merapi. Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rekompak menyediakan mekanisme yang telah Masyarakat dan Permukiman Berbasis terbukti berhasil untuk memobilisasi secara cepat Komunitas (Rekompak) menggunakan sebagian bantuan bagi korban Merapi. Pemberian hibah besar alokasi dana JRF. Berdasarkan keberhasilan tambahan diberikan ke proyek untuk kegiatan pelaksanaan proyek serupa di Aceh, Pemerintah tanggap Merapi dalam komponen proyek yang Indonesia memilih model berbasis komunitas ada dan secara langsung memberikan kontribusi ini untuk rekonstruksi dan rehabilitasi di Jawa. terhadap pencapaian tujuan pembangunan Kegiatan proyek dilaksanakan di dua provinsi yang proyek secara keseluruhan. Semua kegiatan yang dilanda gempa bumi Mei 2006, DIY dan Jawa diusulkan mengikuti pengaturan pelaksanaan Tengah, serta sebagian wilayah Jawa Barat yang yang sudah ada (misalnya, penggunaan pedoman terkena gempa bumi susulan dan tsunami pada dan bahan pelatihan bagi fasilitator yang sudah tahun yang sama, dan 88 desa yang terkena digunakan di desa-desa tempat kegiatan letusan Gunung Merapi di bulan Oktober dan Rekompak dilaksanakan). Pengaturan yang ada 50 TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA untuk pengelolaan keuangan, pencairan dana dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Rekonstruksi kepatuhan terhadap pengamanan juga diadopsi perumahan dalam tahap gempa bumi dan tsunami untuk kegiatan tambahan. telah selesai pada tahun 2008. Pembiayaan tambahan yang dialokasikan untuk proyek Melalui pemberian hibah tambahan dan setelah letusan Gunung Merapi akan digunakan perpanjangan tanggal penutupan JRF, proyek untuk merekonstruksi 250 rumah inti permanen Rekompak akan melaksanakan kegiatannya tambahan. hingga Juni 2012. Pembiayaan tambahan untuk pemulihan masyarakat yang terkena dampak Pada awalnya, setelah gempa dan tsunami, letusan Merapi dibagi menjadi dua tahap. dana disediakan untuk membangun kembali Tahap pertama dilaksanakan sampai Juni 2011 infrastruktur dasar masyarakat agar terdapat akses dengan alokasi dana sebesar AS$1,7 juta untuk menuju daerah yang terkena dampak bencana menanggulangi dampak gempa bumi di desa sehingga pekerjaan rekonstruksi bisa berlangsung. tempat pelaksanaan proyek JRF saat terjadi Hal ini membantu mempercepat usaha untuk letusan. Setelah JRF diperpanjang hingga memenuhi kebutuhan rekonstruksi perumahan. 31 Desember 2012, tambahan dana sebesar Tambahan infrastruktur utama masyarakat AS$1,8 juta disediakan untuk tahap kedua dalam diprioritaskan setelah kebutuhan perumahan memperluas bantuan ke 43 desa tambahan. berhasil dipenuhi. Komponen Infrastruktur Masyarakat pada proyek ini mencakup Komponen Struktur Perumahan, dengan tempat pengembangan Rencana Pembangunan permukiman sementara sebagai subkomponen, Pemukiman (RPP) dan memasukkan strategi memprioritaskan pemenuhan kebutuhan tempat pengelolaan penurunan risiko bencana (PRB) ke permukiman sementara serta perumahan dalam rencana ini dan perancangan infrastruktur permanen. Sesuai dengan prioritas perumahan masyarakat. Berdasarkan kebutuhan masyarakat pemerintah Indonesia, penyediaan perumahan dan dengan menggunakan proses perencanaan permanen merupakan prioritas tertinggi. Upaya partisipatif, proyek diidentifikasi dan diprioritaskan yang dilakukan melalui Rekompak dilakukan pada untuk pelaksanaan. Proyek ini mencakup jalan awal upaya rekonstruksi, dan dikonsentrasikan desa dan jalan setapak, dinding penahan, fasilitas di 104 desa di kabupaten Klaten, Provinsi Jawa sanitasi dan pasokan air serta fasilitas yang Tengah, dan 64 desa di kabupaten Bantul, berorientasi pada masyarakat lainnya. JRF telah membangun lebih dari 15.000 rumah inti tahan gempa di Jawa Tengah dan Jawa Barat serta DIY dalam menanggapi gempa bumi dan tsunami 2006. Foto di atas adalah sebuah keluarga di Jawa Tengah berpose di depan rumah inti mereka yang dibangun melalui Rekompak. (Koleksi JRF) 51 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 Dengan demikian jumlah total rumah inti yang dibangun melalui proyek menjadi 15.180. Rekompak menyediakan rumah inti tahan gempa yang dapat dimodifikasi dan diselesaikan oleh penerima manfaat sesuai dengan kebutuhan rumah tangga mereka. Audit teknis yang dilakukan oleh dua universitas terkemuka (Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta, dan Universitas Diponegoro di Semarang, Jawa Tengah) melaporkan bahwa rumah-rumah tersebut tahan gempa dan pada umumnya berkualitas baik. Sistem irigasi di Desa Kalidadap, Yogyakarta diidentifikasi melalui proses RPP, dan dibangun melalui pendanaan Rekompak. Proyek ini melaporkan bahwa 96 persen rumah Masyarakat memprioritaskan proyek-proyek untuk pendanaan dan konstruksi melalui proses partisipatif RPP tersebut. yang dibangun memenuhi standar tahan gempa (Koleksi Rekompak) yang diperlukan. Komponen pembangunan kapasitas proyek Infrastruktur dasar masyarakat telah dipulihkan Rekompak mendanai kegiatan jaminan kualitas dalam tahap penanganan gempa dan tsunami dan pelatihan kesadaran masyarakat. Komponen serta penambahan hibah ke dalam infrastruktur ini membiayai tim gugus tugas perumahan untuk masyarakat direncanakan sebagai bagian dari mengawasi pelaksanaan proyek, melakukan penanggulangan dampak letusan Merapi. verifikasi kepatuhan terhadap standar konstruksi, Hingga 30 Juni, 2011, sebanyak 4.403 kegiatan membangun kapasitas bagi pengelolaan proyek infrastruktur masyarakat telah dimulai. Hal ini di tingkat masyarakat, serta melatih masyarakat meliputi pembangunan 846 jalan, gorong-gorong dalam kesiapsiagaan darurat dan mitigasi bencana dan jalan setapak, 99 jembatan, 400 kegiatan di masa depan. Sesi pelatihan juga terkait dengan sanitasi dan pasokan air, 1.550 saluran drainase metode konstruksi dasar untuk perumahan, dan irigasi, serta 1.115 dinding penahan yang serta persiapan strategi dan Pengurangan Risiko dibangun untuk mengurangi bencana di masa Bencana dan RPP. depan. Investasi tambahan sekitar AS$220.000 per desa telah dialokasikan untuk rekonstruksi dan rehabilitasi infrastruktur tersier desa berskala kecil Prestasi Besar yang rusak atau hancur karena letusan Merapi. Melalui Komponen Struktur Perumahan, Proses RPP dilaksanakan dalam beberapa tahap. 15.153 rumah inti permanen dibangun dengan Hingga tanggal 30 Juni 2011, penyusunan RPP menggunakan standar tahan gempa. Upaya ini telah selesai di 265 desa yang ditargetkan dalam sebagian besar telah selesai Maret 2008, dan tahap penanganan dampak gempa dan tsunami. perbaikan kecil selesai pada bulan Juni 2008. Dengan bantuan sumber daya pemerintah Selain itu, sebanyak 2.489 tempat permukiman daerah, proses RPP direplikasi di desa-desa sementara juga disediakan di tahap awal proyek tambahan di Jawa Tengah, DIY dan Jawa Barat. dengan bantuan teknis dari fasilitator yang Dalam replikasi, fasilitator dan persiapan RPP sudah diterjunkan ke wilayah tersebut. Sebagai didanai oleh pemerintah daerah, dan pendanaan bagian dari kegiatan yang dilaksanakan melalui pelaksanaan RPP disediakan melalui JRF. Semua penanggulangan letusan Merapi, sejauh ini desa yang tercakup oleh pembiayaan tambahan rekonstruksi 27 rumah inti permanen tambahan untuk mendukung masyarakat yang terkena telah selesai dari 250 unit yang ditargetkan. dampak letusan Gunung Merapi akan diwajibkan 52 TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA untuk merevisi atau mempersiapkan RPP baru, Proses perencanaan desa menunjukkan yang akan menjadi dasar bagi pemilihan proyek- peningkatan signifikan melalui pelaksanaan proyek infrastruktur yang memenuhi syarat untuk RPP dan penyertaan PRB. Pendekatan berbasis menerima dana hibah. Dukungan logistik lain komunitas yang digunakan mendukung yang disediakan sebagai bagian komponen RPP pertanggungjawaban sosial, transparansi, dan meliputi pemasangan tanda untuk rute evakuasi, penargetan yang efektif, dan telah menghasilkan jalan akses, serta dukungan terhadap program kepuasan yang tinggi bagi penerima manfaat serta pengelolaan sampah dan pemadam kebakaran. rasa memiliki masyarakat yang besar. Bukti rasa memiliki masyarakat yang kuat tampak jelas pada Pelestarian warisan budaya daerah telah kontribusi signifikan yang diberikan masyarakat, dimasukkan ke dalam proyek Rekompak. terutama dalam pembangunan dan penyelesaian Subkomponen yang berfokus pada warisan perumahan permanen, serta keterlibatan budaya tersebut telah dilaksanakan di bawah masyarakat dalam mengidentifikasi dan komponen infrastruktur masyarakat di empat melaksanakan kegiatan infrastruktur masyarakat. desa di Kota Gede (DIY) dan dua desa di Klaten. Kegiatan ini diidentifikasi melalui proses Melalui pembangunan kapasitas proyek RPP melalui upaya penanggulangan dampak Rekompak, masyarakat dan fasilitator dilatih dalam tsunami dan gempa, dan telah dimulai untuk persiapan strategi Pengurangan Risiko Bencana mengatasi masalah sosial dan lingkungan yang dan RPP. Hingga saat ini, 17.906 sesi pelatihan terkait dengan pelestarian warisan budaya. dan lokakarya mengenai persiapan RPP, PRB dan Pertimbangan ekonomi ikut diperhitungkan dalam metode konstruksi telah dilakukan, dan diikuti oleh mengidentifikasi kegiatan yang berfokus pada 521.306 anggota masyarakat. Sekitar 28 persen warisan budaya yang akan dilaksanakan. peserta adalah perempuan. Tambahan 1.537 pertemuan masyarakat diadakan hanya untuk perempuan. Capaian utama hingga 30 Juni 2011 Jumlah rumah yang dibangun kembali berdasarkan 15.180 standar tahan gempa Jumlah perumahan yang didirikan kelompok masyarakat 1.325 perumahan kelompok yang terdiri dari 15.222 rumah tangga Jumlah RPP, PRB serta lokakarya dan program 17.906 pelatihan konstruksi yang diadakan, dan jumlah anggota 521.306 peserta (28 persen perempuan) masyarakat yang menjadi peserta Jumlah rencana persiapan darurat (RPP) yang disiapkan 265 selesai; 2 direvisi dan diperbarui Jumlah dan jenis infrastruktur dasar masyarakat yang Total 4.403 poyek infrastruktur terdiri dari: sedang atau telah selesai dibangun • 846 jalan desa, gorong-gorong dan jalan setapak • 99 jembatan • 1.115 proyek dinding penahan • 400 proyek restorasi fasilitas pasokan air & sanitasi • 45 proyek restorasi warisan budaya • 40 tempat berkumpul untuk evakuasi darurat 53 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 lembar Data 3: Pemulihan Mata Pencaharian di DIY dan Jawa Tengah (Pemulihan Mata Pencaharian JRF–GIZ) Proyek ini memberikan kontribusi bagi prakarsa Proyek Pemulihan Mata Pencaharian Pemerintah Indonesia dalam membantu usaha GIZ bertujuan memastikan revitalisasi mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terkena usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dampak gempa bumi untuk merevitalisasi bisnis yang berkesinambungan melalui peningkatan mereka dan mengintegrasikan kembali masyarakat berpenghasilan rendah yang terkena dampak ke dalam akses mereka atas modal kerja dan peluang kehidupan ekonomi. Proyek yang dilaksanakan oleh untuk mendapatkan penghasilan yang organisasi Jerman, GIZ (Deutsche Gessellschaft für berkesinambungan. UMKM yang terkena Internationale Zusammenarbeit, GmbH) ini merupakan dampak gempa bumi dibantu melalui akses atas satu dari dua proyek JRF yang membantu pemulihan pembiayaan yang dikombinasikan dengan bantuan mata pencaharian di daerah yang terkena gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah. teknis. Jumlah Hibah AS$11,26 juta Hal ini dicapai melalui empat komponen yang Masa Pelaksanaan Mei 2009–September 2011 berfokus pada: (1) Akses atas pembiayaan terkait Badan Mitra Bank Dunia dengan bantuan teknis untuk UMK, (2) Strategi Badan Pelaksana Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit penyelesaian kredit macet untuk usaha yang layak, GmbH (GIZ) (3) Pemulihan kapasitas dan penciptaan peluang Pencairan AS$10,76 juta untuk meningkatkan daya saing perusahaan hingga 30 Juni 2011 menengah, dan (4) Pengelolaan proyek, pengawasan dan evaluasi atas pelaksanaan proyek yang efisien. Komponen Akses atas Pembiayaan menyediakan bantuan teknis dan keuangan bagi usaha mikro dan kecil (UMK) yang memenuhi syarat. Pinjaman disediakan untuk UMK melalui PT Permodalan Nasional Madani (PNM), yang berfungsi sebagai lembaga puncak untuk dana pinjaman bergulir, serta sejumlah lembaga keuangan mitra termasuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan koperasi. Bantuan teknis disediakan bagi UMK yang memenuhi syarat dalam bekerja sama erat dengan pemerintah kabupaten. Bantuan teknis pendukung juga disediakan bagi lembaga keuangan yang berpartisipasi untuk memastikan jangkauan luas dan penggunaan dana pinjaman bergulir secara berkesinambungan. Melalui komponen 2, proyek ini membantu usaha kecil dan menengah (UKM) yang memenuhi syarat yang memiliki tunggakan pinjaman akibat gempa untuk menegosiasikan kembali pinjaman. Lembaga keuangan mikro (LKM) yang dipilih menerima bantuan teknis pembangunan kapasitas UMK yang berpartisipasi telah meningkatkan kapasitas mereka melalui pelatihan keterampilan produksi dalam berbagai kegiatan produktif, misalnya produksi pupuk organik seperti yang ditunjukkan di sini. Sesi pelatihan juga diadakan untuk keterampilan kewirausahaan dasar dan pengembangan usaha dalam meningkatkan kesinambungan hasil. 54 (Koleksi GIZ) TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA Mebel, kerajinan dan dekorasi rumah yang diproduksi oleh salah satu perusahaan menengah dukungan GIZ. Prakarsa pemasaran yang didukung oleh proyek ini telah membantu UMKM dalam mengakses pasar baru. (Koleksi GIZ) untuk mengatasi kebutuhan peminjam yang bantuan keuangan bagi usaha mikro dan kecil bermasalah. Proyek ini juga memberikan bantuan (Komponen 1) tetap tinggi. Oleh karena itu, teknis dan keuangan bagi usaha menengah yang proyek meminta pendistribusian ulang AS$1,58 memenuhi persyaratan dengan tujuan untuk juta dari Komponen 2 dan 3 ke Komponen 1. meningkatkan daya saing dan meningkatkan Pendistribusian ulang yang didukung oleh Komite lapangan kerja. Pengarah di bulan Oktober 2010, membuat proyek dapat mendukung lebih banyak UMK di tingkat Komponen 3 memberikan bantuan teknis dan masyarakat paling bawah. keuangan bagi usaha menengah (UM). Penerima manfaat dinilai dan diberi bantuan teknis berkesinambungan dalam pengembangan produk, Prestasi Besar pemasaran dan promosi. UM yang berpartisipasi juga dibantu dalam mengajukan pinjaman melalui Hingga 30 Juni 2011, sasaran dalam komponen dana pinjaman bergulir proyek, jika perlu. akses atas pembiayaan telah tercapai dengan total 10.056 pinjaman dicairkan untuk UMK. Menyusul Kajian Tengah Masa proyek yang Pinjaman sejumlah AS$5 juta telah dicairkan dilakukan oleh Bank Dunia, Komite Pengarah JRF bagi 26 lembaga keuangan mikro. Skala proyek menyetujui permintaan pendistribusian ulang dana segera ditingkatkan setelah ada pengaturan ke seluruh komponen agar dapat menanggapi kelembagaan. Selain itu target sebanyak 8.800 perubahan kebutuhan pinjaman UMKM dengan UMK yang menerima bantuan keuangan telah lebih baik. Dalam empat tahun setelah terjadi terlampaui. Pencairan dana pinjaman proyek untuk gempa bumi, kebutuhan atas bantuan keuangan LKM selesai tanggal 30 Juni 2011, tapi LKM terus bagi peminjam bermasalah (Komponen 2) dan mencairkan pinjaman bagi penerima melalui dana permintaan pinjaman untuk UM (Komponen 3) pinjaman bergulir proyek. telah menurun, sementara permintaan untuk 55 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 Bantuan teknis telah diberikan untuk 1.851 kredit dan pengelolaan pinjaman bermasalah UMK di 25 desa atas kerja sama dengan tujuh disediakan untuk 147 petugas bagian peminjaman pemerintah kabupaten dan jumlah ini melampaui dari 78 BPR. Pelatihan meningkatkan kapasitas sasaran awal. UMK yang berpartisipasi telah manajemen portofolio petugas dengan tujuan meningkatkan kapasitas produksi mereka untuk mengurangi risiko kerugian pinjaman dan melalui pelatihan keterampilan produksi dalam meningkatkan kesehatan LKM. kegiatan produktif berikut: furnitur/pertukangan, pengolahan makanan/camilan, pupuk organik, Melalui komponen bantuan untuk usaha kerajinan, tenun, batik, dan produksi garmen. menengah, 42 usaha menengah telah Selain pelatihan ketrampilan produksi, 1.419 mendapatkan dukungan melalui pelatihan dan UMK menerima pelatihan lanjutan keterampilan bantuan pemasaran. Dua puluh dua usaha kewirausahaan dasar dan pengembangan usaha menengah telah menerima pinjaman sebesar untuk meningkatkan kesinambungan hasil. AS$419.600 hingga tanggal 30 Juni. Pemantauan Prakarsa pemasaran yang didukung oleh proyek ini proyek menunjukkan bahwa dukungan untuk telah membantu UMK memperoleh pasar baru. UM efektif dalam menciptakan lapangan kerja tambahan. Pinjaman bermasalah terkait gempa di 12 BPR peserta telah berkurang sebesar 14 persen Keterlibatan dan kesataraan jender merupakan sejak Desember 2009. Melalui komponen 2, aspek penting yang harus dimasukkan dalam pinjaman dari 838 debitur BPR yang bermasalah seluruh komponen proyek. Hingga tanggal 30 telah dinilai dan 759 di antaranya dianjurkan Juni 2011, 57 persen peminjam dan 44 persen untuk diatasi melalui pengembangan strategi penerima manfaat yang mendapatkan bantuan penyelesaian pinjaman. Penyelesaian pinjaman teknis adalah perempuan, Jumlah ini melampaui dikembangkan untuk 582 debitur tersebut, target yang awalnya ditetapkan sekurangnya 30 dan 334 di antaranya telah melunasi pinjaman persen. mereka pada tanggal 20 Juni. Pelatihan analisis Para perempuan menerima pelatihan kerajinan tangan dan produksi pakaian jadi. GIZ memberikan pelatihan keterampilan produksi kepada lebih dari 1.800 UKM. (Koleksi GIZ) 56 TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA Sasaran proyek tidak termasuk peminjam Acara penutupan bersama untuk program tambahan yang akan mendapatkan manfaat Pemulihan Mata Pencaharian JRF dilaksanakan dari dana bergulir setelah pinjaman pertama bersama IOM pada tanggal 13-14 Juni 2011. Acara dilunasi. Dana pinjaman bergulir diperkirakan akan ini juga dihadiri oleh pejabat pemerintah, donor, terus membantu pemulihan mata pencaharian media, dan pemangku kepentingan terkait lainnya. dan perluasan bisnis untuk UMKM di Jawa Tengah dan DIY hingga 10 tahun setelah tanggal Proyek Pemulihan Mata Pencaharian yang penutupan proyek. Sebagai bagian dari strategi dilaksanakan oleh GIZ menghasilkan banyak penutupan proyek, kapasitas pemerintah daerah pembelajaran dan dapat dijadikan model yang sedang dikembangkan untuk memantau kegiatan dapat disesuaikan untuk program pemulihan pembiayaan mikro yang sedang berjalan setelah mata pencaharian dalam konteks tanggap proyek berakhir. Pemberian hibah tambahan dari pascabencana. Di Indonesia, Program Nasional JRF sebesar AS$0,5 juta yang disetujui Februari Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang dikelola 2011 digunakan untuk meningkatkan kualitas pemerintah saat ini mengembangkan komponen strategi penutupan serta mendokumentasikan dana bergulir yang berasal dari pembelajaran dampak dan pembelajaran yang didapatkan oleh dari proyek ini. Beberapa proyek lain juga proyek. Pembangunan kapasitas bagi manajemen melakukan hal serupa, dimana mereka mencontoh LKM dan lembaga pemerintah daerah sebagai pengaturan kelembagaan serupa. GIZ saat ini bagian dari strategi keluar telah selesai melalui sedang menyelesaikan penilaian dampak akhir lokakarya yang diselenggarakan di tingkat provinsi proyek dan mendokumentasikan pembelajaran dan kabupaten. Komitmen pemerintah daerah yang didapatkan. Proyek ini akan resmi ditutup penting agar penerima manfaat dapat terus pada 30 September 2011. memiliki akses atas dana pinjaman bergulir setelah proyek berakhir. Capaian utama hingga 30 Juni 2011 UMKM yang berhasil meningkatkan pendapatan usaha 74 persen (berdasarkan penilaian proyek awal, penilaian bersih dampak akhir sedang berjalan) 10.056 UKM mendapatkan bantuan keuangan (yaitu pinjaman) 1.851 UKM mendapatkan bantuan teknis UMKM dengan tunggakan pinjaman BPR yang melunasi • Penyelesaian pinjaman individual untuk 582 UMKM pinjaman dan memulihkan kelayakan kredit mereka • 334 UMKM telah melunasi pinjaman mereka Memperkuat LKM: 147 petugas bagian peminjaman dari 78 BPR dilatih dalam analisis kredit & pengelolaan pinjaman bermasalah Jumlah pinjaman bermasalah yang disebabkan oleh gempa telah berkurang. BPR yang berpartisipasi Pinjaman bermasalah akibat gempa menurun lebih dari 45 meningkatkan kualitas portofolio pinjaman aktual. persen (berdasarkan data dari 12 BPR yang bekerja sama) Usaha menengah (UM) yang dibantu meningkatkan 39 dari 45 UM penerima bantuan melaporkan peningkatan lapangan kerja (termasuk lapangan kerja dalam rantai lapangan kerja dalam rantai nilai melalui dukungan nilai) proyek. • 22 pinjaman disalurkan ke UM (hampir AS$420,000) • 42 UM menerima bantuan teknis dan bantuan pemasaran 57 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 lembar Data 4: Akses atas Pembiayaan dan Pembangunan Kapasitas untuk Usaha Mikro dan Kecil yang Terpengaruh Gempa (Pemulihan Mata Pencaharian JRF–IOM) Proyek ini memberikan kontribusi bagi prakarsa memberikan penggantian aset kepada penerima pemerintah Indonesia dalam mendukung pemulihan UMK yang dikombinasikan dengan bantuan teknis, usaha mikro dan kecil (UMK) di Yogyakarta dan Jawa dukungan pemasaran dan rehabilitasi infrastruktur Tengah serta memungkinkan mereka untuk mencapai skala kecil. setidaknya kapasitas mereka sebelum gempa melalui peningkatan akses atas keuangan dan bantuan yang ditargetkan. Tujuan proyek akan dicapai melalui pelaksanaan Jumlah Hibah AS$5,98 juta empat komponen proyek: (1) Penilaian dan Seleksi Masa Pelaksanaan Maret 2008–Juni 2011 Penerima Manfaat UMK, (2) Penggantian Aset, Badan Mitra Bank Dunia (3) Bantuan Akses Pasar, dan (4) Bantuan Teknis Badan Pelaksana International Organization Pembangunan Kapasitas. Komponen akses for Migration (IOM) atas pembiayaan yang direncanakan dibatalkan Pencairan AS$4,87 juta berdasarkan rekomendasi kajian tengah masa hingga 30 Juni 2011 proyek pada tahun 2009. Dana yang dialokasikan untuk komponen ini dialokasikan kembali ke empat komponen lain yang dilaksanakan oleh IOM. Proyek ini telah menyelesaikan semua kegiatannya dan ditutup tanggal 30 Juni 2011. Proyek IOM ditingkatkan untuk menjangkau lebih banyak penerima manfaat dan meningkatkan dampak melalui pembiayaan tambahan sebesar AS$1,5 juta yang telah disetujui oleh Komite Pengarah di bulan Oktober 2010. Melalui pembiayaan tambahan ini, proyek memperpanjang jangkauannya ke tujuh desa tambahan dengan 1.000 penerima manfaat baru untuk bantuan teknis dan keterampilan pengembangan bisnis, untuk total target sebanyak 4.300 penerima Penilaian dampak akhir IOM menunjukkan bahwa proyek manfaat. Strategi penutpan IOM melibatkan tersebut membawa perubahan positif pada tingkat kemampuan perempuan dalam mengambil keputusan dalam bisnis maupun di peningkatan kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat. Lebih dari 40 persen penerima manfaat proyek UMK dipimpin oleh perempuan. masyarakat sipil dalam mempersiapkan diri dan (Koleksi IOM) mengurangi risiko bencana masa depan, yang menjadi semakin relevan setelah letusan Merapi. Ini adalah satu dari dua proyek JRF yang bertujuan untuk mendukung pemulihan mata pencaharian di wilayah yang terkena gempa di Prestasi Besar Yogyakarta dan Jawa Tengah. Tujuan proyek yang dilaksanakan oleh International Organization for Proyek ditutup pada tanggal 30 Juni 2010, Migration (IOM) ini adalah membantu sekurangnya dan telah menunjukkan prestasi besar dalam 4.300 usaha mikro dan kecil (UMK) dalam mendukung pemulihan mata pencaharian di memulihkan kapasitas operasi mereka ke tingkat daerah target. IOM telah mengidentifikasi lebih sebelum bencana. Proyek ini menargetkan 25 dari 4.400 UMK di 25 desa melalui penilaian komunitas yang terkena dampak gempa dengan penerima manfaat yang melebihi revisi target 58 TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA sebanyak 4.300 UMK. Dari jumlah tersebut, prioritas utama bagi UMK. Berdasarkan hampir 42 persen adalah perusahaan yang komponen Bantuan Akses Pasar, proyek telah dijalankan atau dimiliki oleh perempuan, memfasilitasi lebih dari 2.200 penerima manfaat dibandingkan dengan target 30 persen. Pada untuk menghadiri pameran di tingkat daerah dan akhir proyek lebih dari 87 persen UMK berhasil nasional. IOM juga memfasilitasi acara berjejaring mencapai kapasitas operasi, penjualan dan kepada penerima manfaat melalui berbagai keuntungan ke taraf sebelum bencana. lokakarya inovasi pemasaran dan produk. IOM membantu membentuk dan menjalin kerja sama Melalui komponen Penggantian Aset, proyek dengan Tim Promosi Desa dalam memperkuat telah menyediakan penggantian aset bagi lebih hubungan dengan pembeli potensial dan dari 3.000 penerima manfaat yang mencakup mempromosikan perluasan peluang akses pasar. serangkaian kegiatan produktif, termasuk di bidang budi daya ternak dan produksi sayuran, Komponen Bantuan Teknis dan Pembangunan pengolahan agropangan, produksi atap seng, dan Kapasitas mencakup pembangunan kapasitas berbagai kerajinan seperti batik dan perhiasan pemerintah dan masyarakat sipil serta bantuan perak. Aset tingkat masyarakat dan fasilitas teknis untuk UMK. Lebih dari 4.300 UMK umum yang dipulihkan termasuk sistem irigasi berpartisipasi dalam pelatihan keterampilan teknis yang menguntungkan 127 keluarga petani di untuk serangkaian kegiatan produksi termasuk Desa Kebon, Kabupaten Klaten di Jawa Tengah, ternak, pertanian organik dan produksi kerajinan. serta sembilan fasilitas biogas, 52 kandang ternak Selain itu, proyek ini memberikan pelatihan bersama, 18 fasilitas produksi. Infrastruktur pengembangan usaha bagi UMK yang meliputi masyarakat lainnya termasuk balai desa, serta pembukuan dan pengembangan rencana bisnis. rehabilitasi saluran drainase dan jalan masyarakat. Pelatihan tentang akses atas pembiayaan juga diperkenalkan untuk meningkatkan pengetahuan Survei penerima manfaat menunjukkan bahwa peserta mengenai lembaga pembiayaan mikro peningkatan akses atas pasar tetap menjadi dan produk keuangan. Hal ini dilakukan guna Proyek Pemulihan Mata Pencaharian IOM telah memfasilitasi lebih dari 2.200 penerima manfaat untuk menghadiri pameran setempat dan tingkat nasional. IOM juga memfasilitasi acara jejaring bagi penerima manfaat melalui berbagai pemasaran dan inovasi produk. (Koleksi IOM) 59 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 pascakrisis dan dalam menciptakan peluang mata pencaharian. Proyek ini disampaikan kepada peserta forum di Washington DC pada Maret 2010. Upaya komunikasi dan penjangkauan proyek yang kuat memberikan kontribusi terhadap transparansi dan pertanggungjawaban pelaksanaan proyek sekaligus kesadaran publik yang positif mengenai proyek. Proyek ini mengoperasikan hotline melalui SMS khusus sebagai mekanisme transparansi dan antikorupsi. Tidak ada kejadian penipuan yang dilaporkan tapi mekanisme ini sering digunakan untuk meminta informasi tentang program. Informasi proyek disebarluaskan melalui papan informasi JRF-IOM yang didirikan di tengah- tengah semua komunitas sasaran serta melalui situs web proyek dan berbagai publikasi. Proyek Pejabat pemerintah daerah melakukan kunjungan ke lokasi ini mendapatkan liputan signifikan dalam media bersama dengan IOM. Sejumlah lokakarya dilakukan sebagai bagian dari strategi keluar proyek untuk membangun kapasitas setempat, nasional dan internasional. pemerintah daerah dalam mendukung kegiatan pemulihan mata pencaharian setelah proyek ditutup. (Koleksi IOM) Proyek ini menyelenggarakan acara jejaring di Jakarta pada bulan Mei 2011 dengan tema meningkatkan kemampuan mereka dalam “Kemitraan demi Kesinambungan� yang dirancang mengakses pinjaman mikro untuk perluasan untuk menghubungkan kelompok-kelompok bisnis. Proyek ini mendukung pengembangan penerima manfaat dengan pembeli dan donor kelompok produsen sektor tertentu melalui potensial, termasuk perwakilan dari program pelatihan dan pertemuan rutin. IOM berhasil Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate memelihara hubungan antara kelompok-kelompok Social Responsibility/CSR) sektor swasta. Acara produsen dan badan pemerintah terkait di tingkat penutupan program Pemulihan Mata Pencaharian kabupaten, yang memungkinkan kelompok JRF diselenggarakan di Yogyakarta pada bulan tersebut menjadi semakin mandiri dari dukungan Juni 2011 bersama dengan GIZ. proyek bersamaan dengan IOM mengurangi kegiatan secara bertahap. Pada saat penutupan Proyek Pemulihan Mata Pencaharian IOM telah proyek, banyak prakarsa proyek telah dilaksanakan mengembangkan model penggantian aset serta oleh pemerintah daerah, yang menunjukkan peningkatan keterampilan teknis dan bisnis untuk prospek yang baik atas kesinambungan JRF berbagai kelompok usaha mikro dalam konteks setelah proyek berakhir. pascabencana. Pelajaran penting yang dihasilkan dari pelaksanaan proyek ini dalam hal membangun Proyek Pemulihan Mata Pencaharian IOM kemitraan yang efektif dengan pemerintah terpilih sebagai salah satu dari 20 proyek daerah dan penerima manfaat untuk mendukung inovatif global untuk penanggulangan krisis oleh pemulihan mata pencaharian akan disebarluaskan Forum Tahunan Pengembangan Sektor Swasta sehingga melalui pelajaran tersebut dapat dan Keuangan Bank Dunia. Proyek ini dipilih diperoleh informasi mengenai rancangan proyek karena keberhasilannya dalam menyediakan serupa dalam konteks pascabencana lain. solusi inovatif untuk memenuhi tantangan 60 TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA Lebih dari 4.300 UMK berpartisipasi dalam pelatihan keterampilan teknis dan bisnis melalui Proyek Pemulihan Mata Pencaharian IOM. Lebih dari 90 persen penerima manfaat menyatakan kepuasan atas bantuan yang ditawarkan melalui lokakarya IOM secara keseluruhan. (Koleksi IOM) Capaian utama hingga 30 Juni 2011 Jumlah UMK yang dinilai 4.456 (42 persen perempuan) Jumlah UMK yang menerima dan menggunakan aset dalam produksi 3.032 (49 persen perempuan) Jumlah fasilitas publik/produksi yang dipulihkan • 1 Balai desa • 1 Sistem irigasi • 18 fasilitas produksi • 52 kandang ternak bersama • 9 Fasilitas produksi biogas • 150 m sistem drainase ditingkatkan • 100 m jalan masyarakat direhabilitasi Jumlah UMK dengan peningkatan akses pasar 3.876 (40 persen adalah perempuan) Jumlah UMK yang difasilitasi di pameran 2.230 (81 persen adalah perempuan) Jumlah UMK yang berpartisipasi dalam bantuan teknis 4.342 (41 persen adalah perempuan) Jumlah UMK yang memiliki catatan keuangan 4.206 Jumlah UMK yang memiliki rencana bisnis 4.049 (43 persen adalah perempuan) Jumlah lokakarya pembangunan kapasitas yang diselenggarakan untuk 43 pemerintah daerah 61 JAVA RECONSTRUCTION FUND--LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 Peta Kegiatan yang Didanai JrF di Jawa Tengah, yogyakarta dan Jawa barat legenDa IOM GTZ Rekompak Batas Propinsi Indonesia Batas Kabupaten 62 TERUS MEMBANgUN DARI KESUKSESAN: SECARA EFEKTIF MENANggAPI BERAgAM BENCANA 63 JAVA RECONSTRUCTION FUND LAPORAN PERKEMBANGAN 2011 Terus Membangun dari Kesuksesan: Secara Efektif Menanggapi Beragam Bencana Bank Republik Indonesia Uni Eropa Belanda Inggris Kanada Finlandia Denmark Bank Dunia Pembangunan Asia